KENDARINEWS.COM–Belakangan ini, tren membersihkan usus atau yang dikenal dengan istilah “cuci usus” kembali mencuat di kalangan masyarakat urban yang peduli akan kesehatan dan gaya hidup sehat. Metode ini diyakini mampu mengeluarkan racun, memperbaiki sistem pencernaan, hingga membantu menurunkan berat badan.
Namun, benarkah cuci usus perlu dilakukan secara rutin? Atau justru berisiko untuk tubuh?
Apa Itu Cuci Usus?
Cuci usus adalah proses untuk membersihkan usus besar dari sisa makanan dan kotoran. Meski terdengar bermanfaat, ahli kesehatan menyebutkan bahwa tubuh sebenarnya memiliki sistem detoksifikasi alami melalui hati, ginjal, dan saluran pencernaan.
Prosedur cuci usus umumnya dianjurkan secara medis hanya untuk keperluan kolonoskopi atau menangani sembelit berat. Pada orang sehat, melakukannya tanpa indikasi medis justru dapat memicu gangguan pencernaan hingga komplikasi serius.
8 Cara Membersihkan Usus Secara Alami
Dilansir dari hellosehat, ada beberapa cara membersihkan usus yang aman dan alami, diantaranya:
- Minum Air Putih
Konsumsi minimal 2 liter air putih per hari membantu mengencerkan feses dan mendorong racun keluar dari tubuh. - Air Garam
Larutan garam Himalaya dalam air hangat dikonsumsi saat perut kosong dipercaya membantu membersihkan usus. Namun, metode ini harus dilakukan dengan pengawasan medis. - Makanan Fermentasi
Yoghurt, tempe, kimchi, dan kefir mengandung probiotik yang meningkatkan jumlah bakteri baik dan mendukung kesehatan usus. - Asupan Serat Tinggi
Buah, sayur, gandum utuh, dan biji-bijian memperlancar buang air besar dan membantu proses pembersihan usus secara alami. - Smoothies Buah Segar
Buah-buahan kaya serat dan gula alami seperti sorbitol dapat merangsang gerakan usus. - Minuman Herbal
Teh peppermint, chamomile, dan jahe memiliki efek menenangkan sistem pencernaan dan melancarkan proses detoks. - Enema Kopi
Meski populer, metode ini berisiko menyebabkan iritasi hingga infeksi, sehingga tidak disarankan tanpa konsultasi medis. - Olahraga Teratur
Aktivitas fisik seperti joging dan yoga meningkatkan kontraksi otot usus yang mempercepat pencernaan.
Risiko dan Efek Samping
Meski terkesan alami, detoks usus tetap menyimpan risiko, seperti:
- Dehidrasi akibat kehilangan cairan berlebihan
- Kram, diare, perut kembung
- Iritasi pada rektum
- Ketidakseimbangan elektrolit yang bisa berdampak pada ginjal dan jantung
- Infeksi jika dilakukan dengan alat tidak steril
Selain itu, orang dengan penyakit ginjal, jantung, gangguan pencernaan, ibu hamil, dan menyusui sangat tidak dianjurkan menjalani metode ini.
Waspada, Jangan Asal Detoks
Pakar menyarankan untuk tidak sembarangan melakukan cuci usus. “Detoks bisa memberi manfaat jika dilakukan sesuai indikasi dan dengan pengawasan dokter. Jika sembarangan, justru bisa merusak sistem pencernaan alami tubuh,” ujar seorang ahli gastroenterologi.
Jika Anda mempertimbangkan metode ini, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu guna menilai kondisi tubuh dan metode yang paling aman.(*)








































