Peringati HGN, Ridwan Badallah: Hentikan Diskriminasi Terhadap Guru!

KENDARINEWS.COM—Peringati Hari Guru Nasional dan Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-79, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, menggelar seremoni dengan upacara bendera.

Penjabat (Pj) Bupati Busel Muhammad Ridwan Badallah bertindak sebagai inspektur upacara yang dilaksanakan di Lapangan SMPN 1 Batauga Busel, Senin (25/11)

Dalam arahannya Ridwan yang juga Kadis Kominfo Sultra mengungkapkan keprihatinannya terhadap maraknya kasus diskriminasi yang menimpa guru.

” Tidak boleh dan tidak ada lagi diskriminasi i terhadap profesi guru, terutama dalam pemberian sanksi kepada siswa yang melanggar aturan.”

Menurutnya belakangan ini, banyak kasus yang melibatkan guru, guru dianggap terlalu keras dalam.mendidik sehingga tidak sedikit dari orang tua siswa merasa keberatan.

” Ini perlu ada kesepahaman antara orang tua dan guru agar masalah seperti ini tidak terjadi, dan jika itu ada i dapat diselesaikan secara bijak dan tanpa diskriminasi,” tambahnya.

Ridwan menegaskan, peran guru sangat penting dalam mencetak generasi penerus yang cerdas dan berbudi pekerti. Ia meminta masyarakat untuk berhenti mengkriminalisasi guru dan mulai menghargai profesi mereka yang begitu berat dan vital.

Dalam era digitalisasi ini, guru juga dituntut untuk mampu mengajarkan siswa agar dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikas

Ditempat sama, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Buton Selatan, La Hardin, juga berharap agar diskriminasi terhadap guru segera berakhir.

Menurutnya, peraturan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) sudah memberikan perlindungan kepada guru yang menjalankan tugasnya sesuai aturan. Ke depan, pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) juga akan dilibatkan dalam upaya perlindungan terhadap guru.

Disdik juga sedang berupaya meningkatkan literasi siswa di Buton Selatan, yang masih tergolong rendah.

Pada tahun 2024, kata La Hardin, Disdik telah melibatkan 72 siswa dan guru dalam program numerisasi untuk memperbaiki kemampuan literasi mereka. Program ini diharapkan dapat mendorong minat baca siswa melalui buku fisik maupun e-book.

Namun, Hardin mengakui masih ada ketimpangan dalam hal sarana dan prasarana pendukung literasi, seperti gedung perpustakaan yang belum memadai di beberapa sekolah. Meski demikian, beberapa sekolah sudah mendapatkan revitalisasi gedung perpustakaan sejak tahun lalu.

Disdik Buton Selatan juga masih mengecek anggaran untuk pembangunan gedung perpustakaan pada tahun 2025, karena dana alokasi khusus (DAK) untuk pendidikan kini telah dialihkan ke Dinas Pekerjaan Umum.(kn)

Tinggalkan Balasan