Keutamaan dan Niat Shalat Tahajud

KENDARINEWS.COM–Salat tahujud merupakan salat sunnah yang sangat dianjurkan. Secara bahasa, Tahajud berarti berupaya melawan atau meninggalkan tidur, sedangkan menurut istilah fiqih adalah shalat sunnah malam hari yang dilakukan setelah tidur. Salat tahajud memiliki keutamaan yang tidak tarhingga. Salat ini mendatangkan anugrah dan keberkahan. Oleh karna itu Allah Azza Wa Jalla menyuruh Rasulullah Saw agar tidak meninggalkan salat tahajud.

Seperti dilansir the miracle of shalat by Irwan Kurniawan M.Ag.
Allah Subahana Wataalah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 79:

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
Wa minal-laili fa tahajjad bihi nafilatal laka asa ay yab’asaka rabbuka maqamam mahmudi
Artinya:
Pada Sebagian malam lakukanlah salat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu. Mudah-mudahan tuhanmu mengangkatmu ketempat yang terpuji.

Demikian pula, banyak hadis menegaskan hal ini, diantaranya:
Rasulullah Saw bersabda, “barang siapa salat pada malam hari wajahnya cerah pada siang hari.” (At-Tahdzib, 2:199, no 449).
Menjelang wafat nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan kepada Abu Dzar, “wahai Abu Dzar, jagalah wasiat Nabımu niscaya berguna bagimu. Barangsiapa mendapat cap sebagai orang yang selalu mendirikan shalat malam, lalu meninggal dunia, dia akan memperoleh surga.” (Al-Faqîh, 1: 300, no. 1376)
Rasulullah Saw bersabda, “Orang-orang yang mulia dari umatku adalah mereka yang rajin membaca Al-Quran dan yang suka bangun malam.” (Al-Khishal, hal. 7, no. 21)

Ali Zamal Abidin pernah ditanya, “Mengapa wajah orang- orang yang suka bertahajud pada malam hari sangat cerang Bramu menjawab, “Karena mereka berduaan dengan Allah Sehingga Dia menyelimutinya dengan cahaya-Nya.” (‘llal asy-Syara’i’, hal. 365, no. 1)

Ja’far ash-Shadiq berkata, “Kemuliaan orang Mukmin adalah shalat malamnya dan keagungan orang Mukmin adalah tidak menyakiti orang lain.” (Al-Khishal, hal. 6, no. 18)
Ja’far ash-Shadiq berkata, “Shalat malam memutihkan wajah, shalat malan menyebarkan wangi, dan shalat malam mendatangkan rezeki” (At-Tahdzīb, 2: 120, no. 454)

Keutamaan Shalat Tahajud bagi yang Menunaikannya dengan Khusyuk

  1. Mendekatkan Diri kepada Allah
    Salah satu keutamaan shalat tahajud adalah kemampuannya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Shalat ini menjadi kebiasaan orang-orang saleh yang ingin memohon ampun dan merasakan kedekatan dengan Sang Pencipta.
  2. Percepatan Pencapaian dan Kepastian Tujuan
    Doa-doa yang dipanjatkan setelah shalat tahajud, diiringi dengan usaha, sering kali mendapat perhatian khusus dari Allah SWT. Dengan melaksanakan shalat ini, kita berpotensi lebih cepat mencapai tujuan dan meraih keamanan dalam hidup.
  3. Menjadi Orang Istimewa di Mata Allah
    Mereka yang melaksanakan shalat di tengah malam akan dianggap sebagai orang-orang istimewa di hadapan Allah SWT. Waktu yang tenang dan khusyuk di malam hari menjadikan shalat ini sangat berharga.
  4. Mencegah Dosa dan Menghapus Kejahatan
    Shalat tahajud berperan penting dalam mencegah seseorang dari melakukan dosa serta menghapus kesalahan yang telah diperbuat. Malam hari, saat banyak godaan datang, adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki diri.
  5. Menggapai Husnul Khotimah
    Semua makhluk pasti akan merasakan kematian. Husnul Khotimah, yaitu akhir yang baik dalam keadaan beriman, adalah harapan bagi setiap Muslim. Dengan rutin melaksanakan shalat tahajud, kita berusaha untuk meraih kondisi ini ketika Allah SWT memanggil kita.

Shalat tahajud sebaiknya dikerjakan pada sepertiga malam, sebuah waktu yang penuh berkah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Berikut adalah rincian waktu yang disunahkan untuk melaksanakan shalat tahajud:

  1. Sepertiga Malam Pertama
    Dimulai setelah shalat Isya hingga sekitar pukul 10.30. Ini adalah waktu yang ideal bagi kamu yang ingin memulai ibadah malam dengan tenang.
  2. Sepertiga Malam Kedua
    Dilaksanakan dari pukul 10.30 hingga 01.30. Pada waktu ini, suasana malam semakin sunyi, memberikan kesempatan untuk lebih khusyuk dalam berdoa dan bermunajat.
  3. Sepertiga Malam Terakhir
    Dikerjakan antara pukul 01.30 hingga menjelang subuh. Ini adalah waktu yang sangat istimewa, di mana doa-doa kita sering kali diterima dengan lebih baik oleh Allah SWT.

Sholat tahajud jam berapa waktu utamanya yaitu di sepertiga malam terakhir. Seperti sebuah hadis dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Rabb kami -Tabaroka wa Ta’ala- akan turun setiap malamnya ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lalu Allah berfirman, “Siapa yang memanjatkan do’a pada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya. Siapa yang memohon kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Siapa yang meminta ampun pada-Ku, Aku akan memberikan ampunan untuknya”.

NIAT DAN CARA SHOLAT TAHAJUD

Niat
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Ushallii sunnatat-tahajjudi rak’ataini (mustaqbilal qiblati) lillahi ta’aalaa.
Artinya:
“Aku niat sholat sunnah tahajud dua rakaat (dengan menghadap kiblat) karena Allah Ta’ala.”

  1. Niat dalam hati bersamaan dengan takbîratul ihrâm, dan seterusnya sebagaimana pelaksanaan shalat pada umumnya sampai salam setelah dua rakaat.
  2. Setelah salam atau selesai seluruh rangkaian shalat kemudian membaca doa yang dipanjatkan Rasulullah ﷺ berdasarkan riwayat Imam al-Bukhari dan Muslim sebagaimana berikut:

اَللهم رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاءُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهم لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لآ اِلَهَ إِلَّا أَنْتَ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

Allâhumma rabbanâ lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta mâlikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haqq. Wa wa‘dukal haqq. Wa liqâ’uka haqq. Wa qauluka haqq. Wal jannatu haqq. Wan nâru haqq. Wan nabiyyûna haqq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haqq. Was sâ‘atu haqq. Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa ‘alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a‘lantu, wa mâ anta a‘lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.

“Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad ﷺ itu benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.” (ik/ifn)

Tinggalkan Balasan