Merasa tak dapat menerima perlakuan tersebut, Muhammadong bergegas pulang ke rumahnya di Desa Kesio.
“Saat tiba di rumah, Muhammadong mendapati ibunya telah dibawa ke rumah kepala desa Kesio. Dalam keadaan marah, ia kemudian mencari parang dan bersama adiknya mencari Heligus,” ungkap AKBP Yudhi dalam konfirmasi kepada KENDARINEWS.com.
Drama berdarah itu mencapai puncaknya saat di sekitar Masjid Babul Nur Kesio, Muhammadong menemukan Heligus dan menanyakan alasan kekerasan terhadap ibunya.
“Tepat di sekitar masjid, pelaku bertemu korban dan menanyakan kenapa ia menyakiti ibunya. Setelah korban menjawab dengan tantangan, Muhammadong langsung mengayunkan parang ke arah korban, mengenai lengan kanannya, kemudian terus menyerang hingga enam kali,” lanjut AKBP Yudhi.
Setelah diserang, Heligus mencoba melarikan diri ke rumah saudaranya yang berjarak sekitar 100 meter dari tempat kejadian perkara (TKP), namun nasib berkata lain.
Ia kemudian dilarikan ke Puskesmas Lalolae dan dinyatakan meninggal dunia pada pukul 22.05 WITA.
Dalam keadaan yang masih terpengaruh emosi, Muhammadong memilih menyerahkan diri ke Polsek Lalolae.
Tindakan cepat dilakukan oleh kepolisian dengan mengamankan pelaku, saksi, dan barang bukti yang dikawal oleh Resmob Res Koltim dan unit Kam Polres Koltim ke Mako Polres Koltim.(kn/ryl)







































