KENDARINEWS.COM–Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo (Faperta UHO) menggelar diskusi panel. Kali ini mengusung tema ketahanan pangan lokal beresensi global dalam bingkai Kurikulum Merdeka Belajar Kurikulum Merdeka (MBKM).
Wakil Dekan Bidang Akademik Faperta UHO, Prof. Dr. H. Andi Khaeruni R, M.Si., mengatakan bahwa dengan MBKM menuntut mahasiswa untuk menerima ide-ide dari luar. Dengan begitu mahasiswa dapat berpikir secara global.
“Sehingga mahasiswa kita bisa berpikir terkait bagaimana masyarakat kita bisa sejahtera melalui pangan lokal kita, dimana ketika ketahuan sendiri kita kaya akan sumber daya alam. Melalui MBKM ini mahasiswa diharapkan harus bisa berpikir secara global,” ujarnya.
Prof Andi Khaeruni menjelaskan bahwa diskusi tersebut dihadiri oleh para dosen dan mahasiswa Faperta UHO. “Karena ruangan terbatas sehingga kami hanya mengundang beberapa mahasiswa serta dosen-dosen yang ada di Faperta UHO,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Ketua LPPMP Universitas Halu Oleo, Dr. La Ode Santiaji Bande S.P., M.P., menuturkan bahwa tantangan pendidikan saat ini terbilang berat, mau tidak mau menuntut mahasiswa untuk menguasai teknologi informasi, berpikir kritis dan kemanusiaan. Melalui MBKM diharapkan mahasiswa dapat terus menggali potensi-potensi yang ada dalam diri mereka masing-masing, baik dilakukan di dalam UHO maupun di luar kampus.
“MBKM merupakan terobosan baru Kementerian Pendidikan untuk memberikan kesempatan seluas-seluas kepada mahasiswa belajar di luar kampus, bahkan mahasiswa bisa keliling dunia, makanya kita hatapkan merekantidak hanya berpikir kritis. Tapi mampu berpikir global, banyak melihat inovasi negara lain agar mampu menghasilkan produk yang lebih baik di dalam negeri,” imbuhnya.
Anggota DPR RI, Ir. Hugua, hadir sebagai pemateri diskusi Panel, menekankan pada mahasiswa bahwa pengetahuan yang diperoleh selama belajar di dalam kampus hanya 20 persen. Sedangkan 80 persen pengetahuan ditentukan dan diperoleh di luar kampus.
“Mahasiswa jangan hanya menghabiskan waktu kuliah di dalam kampus, tetapi harus lebih banyak belajar di luar kampus, berinteraksi dengan pelaku dunia usaha atau terjun ke masyarakat tani nelayan. Sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat kita. Serta perusahaan membutuhkan pekerja yang memiliki kemampuan berpikir dan keterampilan penguasaan teknologi terhadap bidang tertentu,” pungkas Mantan Bupati Wakatobi dua periode tersebut.
(win/kn)








































