Lantik Lurah, Bupati Kery: Tak Ada Tendensi Politik

KENDARINEWS.COM–Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa melantik tujuh lurah, serta sejumlah pejabat administrator dan  fungsional pengawas di pendopo kantor pemkab Konawe Selasa (3/1). Dalam kesempatan itu, Konawe-1 memastikan tak ada tendensi politik dibalik pelantikan ASN tersebut.

Mutasi ini bukan karena suka atau tidak suka, tapi ini memang harus ada rolling. Ini bagian dari penataan organisasi dan pembinaan para pegawai,” tegas Bupati Konawe dua periode itu. 

Sementara itu, Sekretaris kabupaten (Sekab) Konawe Ferdinand Sapan menekankan beberapa aspek yang mesti dipahami oleh setiap ASN. Ia mengemukakan, hukum administrasi negara merupakan dasar pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan. Yang mana, poin pentingnya ada tiga. Yakni, segala sesuatu yang dikerjakan harus memiliki dasar hukum. Sebab, kalau yang dikerjakan ASN tidak memiliki landasan hukum, hal itu akan berpotensi menjadi masalah hukum ataupun administrasi dikemudian hari. 

“Kemudian, ASN harus tahu dan memahami prosedur. ASN juga harus paham kewenangan. Sebab, bisa jadi itu tugas kalian selaku abdi negara, tapi bukan kewenangan kalian,” ungkap Ferdinand Sapan.

Ferdinand mengingatkan, ada tiga poin penting yang mesti terpatri dalam diri ASN. Katanya, ASN harus memiliki jiwa integritas. Sebab jika hal itu tak ada, abdi negara kemungkinan tidak akan bekerja secara jujur. 

“Jujur itu tidak harus benar. Jujur yang salah juga tidak apa-apa. Tapi harus memahami bahwa itu salah sehingga ada upaya untuk melakukan perbaikan,” bebernya. 

Ia menambahkan, ASN harus pula mempunyai kompetensi. Ferdinand Sapan meyakini, suatu daerah akan mengalami kemajuan pesat manakala ASN-nya memiliki karakter ingin belajar. Apalagi baginya, ilmu itu selalunya bergerak maju dan tak pernah mundur. Sehingga, kompetensi ASN menjadi suatu hal yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas penyelenggaraan pemerintahan.

“Kita juga harus punya loyalitas. Loyalitas ASN itu minimal ada dua. Yakni, loyal terhadap pekerjaan dan loyal terhadap pimpinan. Jadi, jangan hanya loyal ke pekerjaan, tapi tidak loyal ke pimpinan. Begitupun sebaliknya, loyal ke pimpinan tapi pekerjaan tidak ada yang beras. Itu masalah juga,” 

Ferdinand menyebut, tantangan ASN kedepan semakin kompleks. Meliputi tantangan digitalisasi maupun globalisasi. Saat ini, segala pelayanan publik sudah menggunakan digitalisasi hingga tingkat desa ataupun kelurahan. Di tingkat desa misalnya, telah menerapkan sistem informasi keuangan desa (Siskeudes) yang berbasis aplikasi digital.

“Tantangan terbaru bagi ASN saat ini, yaitu Information Overlude. Itu suatu kondisi dimana ASN menerima informasi yang sangat banyak diwaktu yang bersamaan. Sehingga, ASN menjadi susah untuk mengambil keputusan,” tandasnya. (KN).

Tinggalkan Balasan