KENDARINEWS.COM– Bendungan air di Desa Katangana, Kecamatan Tiworo Selatan Muna Bara tdi jebol sehingga area persawahan dan sawah milik petani seluas 30 hektar tak teraliri air dan terancam gagal panen.
Penjabat (Pj) Bupati Mubar, Bahri mengitruksikan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk segera melakukan perbaikan bendungan. Kasus ini sangat kursial karena berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pangan dan pendapatan ekonomi para petani.
“Perbaikan bisa menggunakan biaya tak terduga. Dana yang disiapkan sekira Rp 200 juta,” terangnya usai meninjau langsung kondisi bendungan katangana.
Direktur Perencana Keuangan Daerah, Kemendagri itu menambahkan perhatian di sektor pertanian menjadi salah satu fokus utama. Semua itu sebagai upaya pengembangan food estate dan dalam rangka menghadapi krisis pangan dunia, sesuai arahan pemerintah pusat. Makanya segala potensi pangan yang ada di Mubar dimaksimalkan.
“Apa yang menjadi masalah para petani dalam produksi pangan kita harus selesaikan. Karena kita dituntut untuk bagaimana mengatasi krisis pangan. Seperti persoalan bendungan yang jebol yang berimbas pada proses tanam padi yang tidak maksimal,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Mubar, Karimin siap menjalankan instruksi pemerintah pusat dalam mengatasi krisis pangan dunia sebagaimana yang disampaikan oleh Pj Bupati Mubar, Bahri.
Untuk itu arahan untuk melakukan perbaikan bendungan katanganan akan segera ditindak lanjuti. “Kita akan segera melakukan perbaikan sesuai intruksi pak Pj. Apalagi lokasi yang terdampak ada sekira 50 hektar area persawahan,” ungkapnya.
“Masing-masing yaitu sekira 30 hektar sawah terancam gagal panen karena kekeringan, mulai tidak dialiri air. Kemudian ada 20 hektar area persawahan tidak digarap karena sama sekali tidak dialiri air. Kalau dibiarkan maka akan berdampak pada ketersedian pangan dan sektor ekonomi masyarakat,” sambung Mantan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Mubar itu. (kn)








































