KENDARINEWS.COM — Kinerja Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mendapatkan apresiasi luas dari Komisi IV DPR RI, yang menilai berbagai langkah strategis pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto telah memberikan dampak signifikan terhadap ketahanan pangan nasional dan peningkatan kesejahteraan petani.
Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto), menyebut reformasi besar di sektor pertanian telah mengubah arah pembangunan pangan Indonesia.
“Berbagai indikator menunjukkan peningkatan signifikan pada produksi, kesejahteraan petani, stabilitas pasokan, hingga reformasi tata kelola pangan nasional,” ujarnya, Sabtu (15/11/2025), dikutip dari CNBC Indonesia.
Titiek menilai capaian ini merupakan hasil konsistensi kebijakan sejak Oktober 2024, ketika pemerintah menetapkan swasembada pangan sebagai prioritas nasional. Ia juga menyoroti laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang memproyeksikan Indonesia tidak lagi mengimpor beras pada 2025, setelah sebelumnya mengimpor lebih dari 7,5 juta ton pada 2023–2024.
“Langkah ini memberikan dampak ekonomi, sosial, ketahanan nasional, serta lingkungan yang terukur dan signifikan,” tegasnya.
Data BPS mencatat produksi beras Januari–Desember 2025 diperkirakan mencapai 34,77 juta ton, naik 13,54 persen dibanding tahun sebelumnya. Titiek menilai peningkatan ini merupakan hasil kerja kolektif petani yang diperkuat oleh kebijakan Kementerian Pertanian di bawah kepemimpinan Amran.
Ia juga menyoroti Nilai Tukar Petani (NTP) pangan yang mencapai 124,36, melampaui target pemerintah, sebagai bukti meningkatnya kesejahteraan petani.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Ahmad Yohan, menambahkan bahwa kebijakan pangan pemerintah kini menunjukkan dampak nyata.
“Kebijakan yang dijalankan pemerintah sudah berada pada jalur yang benar dan semakin terlihat manfaatnya. Saat ini, dampaknya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, khususnya para petani,” ujarnya.
Yohan menyatakan hal ini terlihat dari distribusi pupuk yang semakin tertata, harga gabah yang stabil di tingkat petani, serta penguatan cadangan beras pemerintah.
Apresiasi serupa disampaikan anggota Komisi IV DPR RI, Riyono Caping, yang menilai peningkatan produktivitas di berbagai daerah memberikan efek langsung terhadap ekonomi masyarakat.
“Di bawah kepemimpinan Pak Amran, sektor pertanian bukan hanya mampu mencukupi kebutuhan beras nasional, tetapi juga menjadi pendorong ekonomi desa maupun perkotaan,” ujarnya.
Anggota Komisi IV lainnya, Alex Indra Lukman, juga menyoroti kebijakan pupuk sebagai salah satu terobosan penting.
“Kebijakan yang ditempuh Kementan membuat kerja petani jauh lebih efektif, dari akses pupuk hingga penggunaan alsintan yang kini lebih tepat sasaran,” katanya.
Ia menilai simplifikasi distribusi pupuk serta penurunan harga pupuk sekitar 20 persen telah membantu menekan biaya produksi dan memperkuat pembangunan pertanian berkelanjutan.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Abdul Kharis Almasyhari, turut memberikan apresiasi atas capaian Kementan selama satu tahun terakhir.
“Kami memberikan apresiasi kepada Mentan dan seluruh jajaran yang telah bekerja keras mengimplementasikan visi besar Presiden Prabowo dalam pembangunan pangan,” ujarnya.
Menurutnya, berbagai terobosan seperti reformasi pupuk, penetapan HPP gabah Rp6.500/kg, penguatan stok Bulog, dan peningkatan produktivitas menjadi faktor penting yang mendorong kesejahteraan petani.
Serangkaian apresiasi ini menegaskan bahwa kebijakan pertanian nasional berada pada jalur yang tepat. Kinerja Amran Sulaiman dinilai tidak hanya menghasilkan dampak ekonomi yang luas, tetapi juga memperkuat fondasi strategis menuju masa depan pangan Indonesia yang mandiri.








































