KENDARINEWS.COM–Kuku palsu kini menjadi salah satu elemen penting dalam dunia kecantikan. Dengan warna dan motif yang beragam, kuku palsu menawarkan tampilan jari yang lebih menarik dan stylish. Namun, di balik tampilan cantiknya, kuku palsu menyimpan potensi risiko bagi kesehatan, mulai dari alergi hingga infeksi jamur.
Sebelum memutuskan untuk menggunakannya, penting untuk memahami jenis-jenis kuku palsu, risiko yang mungkin terjadi, serta cara penggunaannya yang aman.
Jenis-Jenis Kuku Palsu yang Populer
Ada tiga jenis utama kuku palsu berdasarkan bahannya, yaitu:
1. Akrilik
Jenis ini paling populer dan digunakan luas di salon kecantikan. Dibuat dari campuran cairan dan bubuk akrilik, lalu dibentuk dan ditempelkan pada kuku asli. Cocok untuk menciptakan kuku yang lebih panjang dan keras.
2. Gel
Kuku palsu berbahan gel menawarkan tampilan yang lebih natural dan mengilap. Aplikasinya menyerupai cat kuku yang kemudian dikeraskan di bawah lampu UV. Meski lebih mahal, jenis ini cenderung lebih tahan lama.
3. Silk
Terbuat dari serat kain seperti sutra, kuku palsu jenis ini biasanya digunakan untuk memperbaiki kuku yang rusak atau rapuh. Lebih ringan dan tampak natural, namun tidak sekuat akrilik atau gel.
Risiko Kesehatan Penggunaan Kuku Palsu
Dilansir dari alodokter, meski aman jika digunakan dengan benar, kuku palsu dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan, diantaranya:
1. Reaksi Alergi
Beberapa bahan kimia seperti metakrilat dalam kuku akrilik dapat memicu reaksi alergi, ditandai dengan kemerahan, nyeri, atau bengkak di sekitar kuku.
2. Infeksi Jamur dan Bakteri
Ruang kecil antara kuku asli dan kuku palsu dapat menjadi tempat tumbuhnya jamur atau bakteri. Infeksi ini bisa menyebabkan kuku berubah warna, rapuh, hingga terlepas dari kulit.
3. Kerusakan Kuku Asli
Penggunaan berulang tanpa perawatan dapat menyebabkan kuku menjadi tipis, kering, dan rapuh. Bahkan, kuku bisa copot jika lapisannya rusak parah.
Cara Aman Menggunakan Kuku Palsu
Agar kuku tetap sehat dan risiko dapat diminimalkan, perhatikan beberapa hal berikut:
- Pilih salon terpercaya yang bersih dan memiliki teknisi berlisensi.
- Pastikan alat yang digunakan disterilkan dengan baik.
- Jangan mengelupas kuku palsu secara paksa lepaskan dengan bantuan profesional.
- Hindari pemotongan kutikula secara berlebihan untuk mencegah infeksi.
- Gunakan krim pelembap kuku dan kutikula secara rutin.
- Hindari penggunaan jika sebelumnya pernah mengalami infeksi jamur.
- Simpan kuku akrilik jauh dari sumber panas karena mudah terbakar.
- Beri jeda waktu antara pemasangan agar kuku asli bisa “bernapas”.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami gejala seperti:
- Gatal parah atau bengkak di sekitar kuku
- Nyeri yang tidak membaik
- Kuku berubah warna menjadi hijau, putih, atau kuning
- Muncul nanah atau cairan di sekitar kuku
Penutup
Menggunakan kuku palsu memang bisa menjadi solusi praktis untuk tampil menarik, apalagi dalam acara khusus. Namun, kecantikan sebaiknya tidak mengorbankan kesehatan. Gunakan kuku palsu dengan bijak dan tetap prioritaskan kesehatan kuku asli.(*)








































