Genjot Ketahanan Pangan, Siska Panen Padi di Amohalo

KENDARINEWS.COM– Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari menggelar panen raya padi di lahan persawahan Amohalo, Kelurahan Baruga, Kecamatan Kendari, kemarin. Panen padi yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran, ini merupakan langkah strategis untuk mengendalikan inflasi dan memperkuat ketahanan pangan di Kota Kendari.

Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran, menegaskan bahwa panen padi sawah ini adalah wujud dukungan pemerintah terhadap petani padi di Kendari, serta upaya konkret untuk mengendalikan inflasi dan meningkatkan produksi pertanian. “Kendari termasuk kategori terendah dalam hal inflasi komoditi pangan, khususnya padi dan jagung. Ini tidak lepas dari peran pemerintah dalam meminimalisir berbagai persoalan yang dihadapi petani kita,” ujarnya.

Siska juga menjanjikan perbaikan infrastruktur untuk mendukung pertanian di wilayah tersebut. “Tahun 2026, jalan akan diaspal sepanjang 3 kilometer, termasuk normalisasi sungai Amohalo. Untuk lampu jalan, sesuai janji Pak Kadis, dipastikan besok sudah terpasang,” janjinya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kota Kendari, Makmur, menjelaskan bahwa panen padi sawah ini merupakan hasil dari musim tanam kedua dengan luas lahan yang dipanen mencapai 320 hektar. “Kita mulai panen sejak 5 Oktober 2025 dan sampai saat ini sudah 112 hektar yang kita panen, dengan rata-rata hasil panen per hektar mencapai 5,5 ton,” ungkapnya.

Terkait kondisi alat penggilingan padi, Makmur mengatakan akan dilakukan evaluasi untuk menentukan apakah perlu dilakukan perbaikan atau penggantian. “Jika tidak bisa diperbaiki, mungkin kita akan usulkan untuk pembelian baru. Kualitas gabah yang dihasilkan juga mempengaruhi harga jualnya,” jelasnya.

Selain panen raya, Pemkot Kendari juga membagikan bantuan alat pertanian, termasuk traktor empat roda dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara.

Makmur menambahkan, luas lahan sawah produktif di Kecamatan Baruga mencapai 320 hektar, sementara di Kelurahan Labidia sekitar 75 hektar. Ia berharap panen raya ini menjadi momentum untuk meningkatkan indeks pertanaman menjadi tiga kali setahun.

“Selama ini hanya dua kali. Kita perlu melakukan intensifikasi produksi dengan memanfaatkan alat-alat pertanian yang lebih modern dan meningkatkan pemahaman petani terkait masa tanam yang serentak, agar panen dapat dilakukan secara optimal,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan