Dari Manual ke Modern, ‘Kupclang’ UHO Sulap Pengolahan Kolang-Kaling Tobimeita Lebih Cepat dan Berkualitas

KENDARINEWS.COM–Kabar gembira bagi para petani kolang-kaling di Tobimeita, Kota Kendari.Sebuah inovasi revolusioner hadir untuk mempermudah dan meningkatkan hasil produksi kolang-kaling mereka. Adalah “Kupclang,” alat pengupas dan Pelepas kolang-kaling yang diberikan oleh tim Kemitraan Bina Masyarakat (KBM) dari Universitas Halu Oleo (UHO), di bawah pimpinan Dr. Rosmarlinasiah.

Selama ini, para petani kolang-kaling di Tobimeita masih mengandalkan cara manual dalam mengupas buah aren, bahan baku kolang-kaling. Proses ini memakan waktu lama, membutuhkan tenaga ekstra, dan berisiko tinggi menyebabkan luka pada tangan. Namun, dengan hadirnya Kupclang, semua kendala tersebut dapat diatasi.

“Kupclang ini sangat mudah digunakan, mampu mengupas buah aren hanya dalam hitungan menit, dan hasilnya pun lebih bagus,” ujar Dr. Rosmarlinasiah. “Yang terpenting, alat ini aman digunakan sehingga mengurangi risiko kecelakaan kerja, ” tegasnya.

Nurhayadam, salah seorang peserta pelatihan dari kelompok tani hutan Tobimeita, mengungkapkan kegembiraannya. “Dengan alat ini, kami bisa membuat kolang-kaling lebih cepat dan lebih banyak. Kualitasnya pun jauh lebih baik dibandingkan dengan cara manual,” katanya.

Tim KBM UHO tidak hanya memberikan teknologi tepat guna, tetapi juga memberikan pelatihan komprehensif kepada para petani. Mereka diajarkan cara memilih buah aren yang berkualitas, merawat alat Kupclang, mengolah kolang-kaling secara ramah lingkungan, serta menggali potensi pengembangan usaha berbasis aren secara berkelanjutan.

Dr. Rosmarlinasiah berharap, dengan adanya teknologi Kupclang ini, para petani kolang-kaling di Tobimeita dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka. “Petani di hutan Tobimeita tidak hanya menjaga kelestarian hutan, tetapi juga dapat memperoleh manfaat ekonomi dari hasil hutan tersebut,” paparnya.

Inovasi Kupclang ini diharapkan dapat menjadi solusi cerdas bagi para petani kolang-kaling di Tobimeita, sekaligus menjadi contoh bagi pengembangan potensi daerah berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan