KENDARINEWS.COM- Pemerintah Kabupaten Muna menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan sektor peternakan sapi pedaging melalui dukungan penuh terhadap kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Sultra bekerja sama dengan Universitas Halu Oleo (UHO). FGD ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi pakan, permasalahan, dan strategi pengembangan sapi pedaging di Kabupaten Muna.

Kegiatan yang berlangsung pada 28 Agustus 2025 ini diinisiasi oleh BRIDA Provinsi Sulawesi Tenggara bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Halu Oleo. Tujuannya adalah mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat ketersediaan pakan ternak sapi pedaging di Kabupaten Muna, dengan menghadirkan berbagai stakeholder yang dianggap dapat memberikan informasi yang tepat tentang pengembangan sapi pedaging dan ketersediaan pakannya.
Kabupaten Muna merupakan salah satu wilayah pengembangan sapi pedaging nasional di Provinsi Sulawesi Tenggara, sehingga ketersediaan pakannya perlu diteliti guna memenuhi kebutuhan pakan ternak sapi pedaging yang telah dikembangkan dan diusahakan oleh peternak yang ada di Kabupaten Muna.
FGD ini bukan sekadar diskusi biasa, melainkan upaya kolaboratif untuk merumuskan strategi jitu dalam mengatasi tantangan pakan sapi pedaging. Dengan menyelesaikan persoalan pakan, Muna bertekad tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga berkontribusi nyata terhadap target swasembada daging sapi nasional.
Ruangan pertemuan dihadiri oleh para peneliti dari UHO, perwakilan BRIDA, jajaran Dinas Peternakan setempat, hingga para peternak yang sehari-hari bergumul dengan tantangan di lapangan.
“FGD ini adalah mata rantai yang penting. Data yang kami kumpulkan di lapangan akan menjadi lebih hidup dan akurat setelah didiskusikan dengan para pelaku langsung. Hasilnya nanti akan menjadi fondasi yang kokoh untuk kebijakan yang tepat sasaran,” ujar Prof. La Ode Nafiu, Ketua Tim Peneliti dari UHO, membuka sambutan.
Pada kesempatan yang sama, tim peneliti BRIDA dan UHO bersilaturahmi dengan Bupati Muna, Drs. H. Bachrun, M.Si., di kediamannya. Bupati Muna menyambut baik kegiatan ini dan menegaskan bahwa pakan selalu menjadi kendala utama dalam pengembangan usaha ternak sapi pedaging. Pemerintah Kabupaten Muna tengah berupaya melakukan langkah-langkah konkret dalam membangun peternakan melalui tiga pilar yang saling terintegrasi, yaitu Pertanian, Perikanan, dan Peternakan.
Semangat yang sama juga disampaikan oleh perwakilan Dinas Peternakan Kabupaten Muna, Muh. Zuhur. “Sektor peternakan adalah prioritas kami. Potensi kita besar, dan dengan dukungan data riset yang solid serta kebijakan yang tepat, kami yakin Muna dapat menjadi penopang utama swasembada daging di Sultra,” tuturnya penuh keyakinan.
Diskusi pun berjalan dinamis, dipandu dengan metode analisis SWOT untuk membedah tiga hal utama: potensi bahan pakan lokal yang melimpah, kendala yang selama ini menghambat, dan strategi terbaik untuk ke depannya. Para peternak aktif menyampaikan keluh kesah dan pengalamannya, sementara para akademisi mendengarkan dan memberikan catatan-catatan berharganya.
Zubaidah Muchlisi yang mewakili BRIDA Sultra membuka dan menutup kegiatan dengan penekanan pada keberlanjutan. “Kajian seperti ini adalah investasi. Apa yang kita bangun hari ini bukan hanya untuk menyelesaikan masalah saat ini, tetapi menjadi peta jalan bagi pemimpin daerah di masa yang akan datang,” jelasnya.
Sebagai penutup, semua pihak menyepakati untuk terus bersinergi. Dengan semangat gotong royong antara pemerintah, peneliti, dan peternak, Muna tidak hanya bercita-cita menjadi lumbung sapi Sultra, tetapi juga contoh nyata bagaimana pembangunan sektor peternakan harus dimulai dari data dan riset yang kuat.
Dengan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Muna dan kolaborasi yang solid antara BRIDA, UHO, Dinas Peternakan, dan para peternak, diharapkan penelitian ini dapat menghasilkan rekomendasi yang tepat sasaran untuk meningkatkan produksi sapi pedaging di Muna dan berkontribusi pada swasembada daging nasional.








































