BRIDA Gandeng UHO Teliti Potensi Pakan Sapi Pedaging, Permasalahan, dan Strategi Pengembangan di Sultra

Kendarinews.com – Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Sulawesi Tenggara menggandeng tim peneliti dari Universitas Halu Oleo (UHO) dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang berlangsung sepanjang bulan Agustus 2025.
Kegiatan ini bertujuan mengkaji potensi ketersediaan pakan sapi pedaging, mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi, serta menyusun strategi pengembangan yang tepat dan implementatif, sebagai langkah mendukung kebijakan nasional dalam mencapai swasembada pangan, khususnya swasembada daging sapi. Kegiatan ini melibatan tenaga Dosen yang kompoten dibidangnya masing-masing dalam menjalan penelitian tentang kajian potensi ketersediaan pakan sapi pedaging, permasalahan dan strategi pengembangannya di Sulawesi Tenggara, yaitu, Prof. Dr. Ir. H. La Ode Nafiu, M.Si., IPU., ASEAN Eng, Dr. Ir. Lukman Yunus, M.Si, Firman Nasiu, S.Pt., M.Sc.. P.hD, Dr. Ir. H. Musram Abadi, S.Pt., M.Si., IPM dan La Gandri, S.Pd., M.Si
Upaya pengembangan ternak sapi pedaging, yang tergolong sebagai ternak ruminansia, masih menghadapi berbagai permasalahan, antara lain ketersediaan pakan ternak, baik dari segi kuantitas, kualitas, maupun kontinuitasnya.

Pakan merupakan salah satu faktor penting pada pertumbuhan ternak ruminansia karena akan mempengaruhi status fisiologis ternak untuk keperluan hidup pokok, produksi dan reproduksi. Oleh karena itu, pakan dengan jumlah yang cukup, berkualitas baik, dan selalu tersedia merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam upaya pengembangan dan peningkatan produktivitas ternak sapi pedaging.
Penyediaan pakan bagi ternak sapi potong memerlukan manajemen yang terencana yang dapat dimulai dari identifikasi ketersediaan bahan baku pakan, analisis kandungan nutrisi bahan pakan, penentuan kebutuhan nutrisi ternak, sampai pada penyusunan ransum yang sesuai dengan status fisiologis ternak. Namun demikian, hal terpenting yang perlu dilakukan adalah penentuan ketersediaan bahan baku pakan yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak baik yang berasal dari hijauan (rumput dan legum) maupun bahan-bahan hasil ikutan komoditas petanian dan perkebunan. Pengetahuan tentang ketersediaan bahan pakan hijauan harus diikuti oleh kemampuan untuk menghitung daya tampung lahan karena akan mempengaruhi kecukupan pakan dan nutrisi yang tersedia bagi setiap individu ternak. Tanpa pengetahuan tersebut, kebutuhan pakan ternak tidak akan pernah terpenuhi, oleh karena itu, FGD ini dilakukan dalam rangka menampung masukan-masukan dari berbagai pihak.

Kegiatan FGD ini dilaksanakan di empat kabupaten yang dikenal memiliki potensi tinggi di sektor peternakan sapi potong, yakni Konawe, Muna, Konawe Selatan, dan Kolaka Timur. Tiga FGD telah sukses dilaksanakan masing-masing pada 5 Agustus 2025 di Kabupaten Konawe Selatan, 12 Agustus 2025 di Kabupaten Kolaka Timur, dan 20 Agustus 2025 di Kabupaten Konawe, serta FGD terakhir dijadwalkan akan dilangsungkan pada 29 Agustus 2025 di Kabupaten Muna.

Sinergi Multistakeholder dalam Mendorong Ketahanan Pangan
Peserta FGD terdiri dari berbagai unsur penting, di antaranya Kepala BRIDA SULTRA, Tim Peneliti dari LPPM UHO, Pegawai BRIDA Sultra, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten, Balai Penyuluhan Pertanian, panitia acara, serta para peternak lokal. Kegiatan ini mempertemukan akademisi, praktisi, dan pemerintah untuk menggali data secara lebih mendalam dengan pendekatan partisipatif.

FGD difokuskan pada tiga aspek kunci, pertama potensi ketersediaan pakan sapi pedaging, kedua permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan pakan, dan ketiga strategi penyelesaiannya. Diskusi dilakukan secara sistematis menggunakan pendekatan analisis SWOT, dengan pembagian kelompok berdasarkan fokus bahasan dimana kelompok pertama mengkaji potensi, sementara kelompok kedua membahas permasalahan dan strategi solusi. Data yang digunakan berasal dari hasil survei baik data primer maupun sekunder yang sebelumnya telah dikumpulkan oleh tim UHO.

Kegiatan di masing-masing kabupaten dibuka secara resmi oleh Kepala BRIDA SULTRA, Dra. Hj. Isma, M.Si dan lebih lanjut Prof. Dr. Ir. H. La Ode Nafiu, M.Si., IPU., ASEAN Eng., selaku Ketua Tim Peneliti UHO dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan FGD ini bertujuan mendalami hasil survei sebelumnya guna menyempurnakan data dan memperkuat dasar kebijakan. Ia menegaskan bahwa sapi pedaging memiliki nilai strategis dalam program ketahanan pangan nasional, khususnya dalam mendukung program makan bergizi gratis. UHO menyampaikan apresiasi kepada BRIDA atas kepercayaan yang diberikan dan berharap hasil FGD ini akan menghasilkan rekomendasi yang konkret dan aplikatif.

Sementara itu, Kepala BRIDA Sultra, Dra. Hj. Isma, M.Si, menekankan bahwa kajian ini merupakan tindak lanjut dari arahan langsung Gubernur Sulawesi Tenggara dalam upaya menyusun arah kebijakan pembangunan 2025–2030 berbasis riset. Kajian ini diarahkan untuk langsung dapat diimplementasikan, tidak hanya berhenti pada penyusunan laporan.

BRIDA, tambahnya, kini berperan sebagai pusat perencanaan berbasis riset dan inovasi, dan terus mendorong sinergi dengan universitas-universitas lokal.

Beliau juga menyampaikan bahwa hasil FGD diharapkan menjadi landasan kebijakan yang kuat dan berkelanjutan, yang tidak hanya bermanfaat di masa kini, tapi juga relevan untuk pemerintahan daerah mendatang. Komitmen terhadap implementasi hasil riset menjadi fokus utama, dengan tekanan pada pentingnya kemauan politik dan dukungan anggaran.

Dalam sambutan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan di masing-masing kabupaten, secara umum disampaikan rasa terima kasih dan apresiasi kepada tim BRIDA dan UHO atas pemilihan wilayah mereka sebagai lokasi kajian. Ditegaskan bahwa keempat kabupaten tersebut memiliki potensi tinggi dalam pengembangan sapi potong, dengan dukungan padang penggembalaan, limbah pertanian seperti jagung, ubi kayu, sawit, padi, kakao, dll, serta tenaga kesehatan hewan yang kompeten.

Namun, mereka juga menyoroti berbagai tantangan serius seperti: wabah penyakit ternak (PMK, jembrana), keterbatasan anggaran, dan kurangnya pengolahan pakan berbasis teknologi. Oleh karena itu diperlukan dukungan kebijakan yang lebih terarah serta alokasi anggaran yang strategis untuk memperkuat ketahanan pakan dan pengendalian penyakit, demi menjaga produktivitas dan menjadikan wilayah ini sebagai penyuplai daging utama bagi provinsi dan daerah sekitarnya.

Menuju Roadmap Peternakan Sultra 2030

FGD ini merupakan bagian dari rangkaian kajian BRIDA dalam penyusunan roadmap pembangunan Sulawesi Tenggara 2025–2030, khususnya pada pilar pertanian dan peternakan. Dengan data dan analisis yang tajam, serta partisipasi aktif dari pemerintah daerah dan peternak, kegiatan ini diharapkan mampu menghasilkan rekomendasi strategis, policy brief, dan langkah implementatif.

Sebagai penutup, kegiatan ditutup dengan foto bersama, diskusi kelompok, sesi pleno, dan ucapan terima kasih kepada seluruh peserta. Melalui semangat kolaborasi antara lembaga riset, akademisi, dan pemerintah daerah, Sulawesi Tenggara diharapkan dapat memperkuat posisinya sebagai lumbung sapi pedaging nasional, sekaligus menjadi contoh pengembangan peternakan berbasis data dan riset yang berkelanjutan. (ris)

Tinggalkan Balasan