KENDARINEWS.COM-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Perkebunan dan Hortikultura (Disbunhorti) menggelar pasar tani di berbagai titik. Tujuannya untuk menstabilkan harga pangan di 17 kabupaten dan kota se-Sultra.
Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengatakan pasar tani tersebut ditargetkan akan merata dilaksanakan di seluruh wilayah Bumi Anoa, yang menjadi bagian dari strategi Pemprov Sultra untuk menjaga harga pangan tetap stabil dan memperkuat ketahanan pangan daerah.
Selain itu, pihaknya juga menggelakkan program lainnya seperti budi daya maggot, hingga bantuan benih dan pupuk untuk mendukung petani.
Dia menyebutkan untuk tahun 2025 ini Pemprov Sultra telah melaksanakan enam kali pasar tani sejak Februari hingga September. Pasar tani tahun ini baru dilaksanakan di enam titik di Kota Kendari.
Rusdin juga mengungkapkan untuk selanjutnya, pasar tani itu akan kembali digelar di empat bulan tersisa tahun 2025 ini.
Sementara untuk tahun berikutnya, Disbun Sultra telah mendapatkan arahan langsung dari Gubernur Sultra Andi Sumangerukka untuk memperluas program pasar tani itu di 17 kabupaten dan kota.
“Volumenya akan kita tambah, kelompok tani yang terlibat juga akan diperbanyak. Harapannya, pasar tani bisa menjadi instrumen penting untuk menjaga harga pangan tetap stabil dan mencegah inflasi di Sultra,” jelasnya.
Ia menjelaskan jika sesuai visi misi Gubernur Sultra, pasar tani ini bertujuan mendekatkan petani dengan masyarakat sebagai konsumen, sehingga produk mereka bisa terserap langsung oleh warga.
Menurutnya, pasar tani terbukti mampu menekan potensi inflasi, terutama pada komoditas yang kerap memicu lonjakan harga, seperti cabai, tomat, dan sayuran.
“Produksi cabai dan tomat kita sebenarnya cukup melimpah, tapi distribusinya tidak merata. Misalnya, ada daerah panen besar-besaran, sementara di kabupaten lain tidak ada panen. Jadi, pasar tani diharapkan bisa menyeimbangkan distribusi tersebut,” ujarnya.
Rusdin menambahkan jika program tersebut juga telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029, selain pasar tani, terdapat program lainnya untuk menjaga ketahanan pangan seperti gerakan pangan murah. (ris)








































