KENDARINEWS.COM — Pernah merasa selalu bersalah, stres, atau terkuras emosinya setiap kali berinteraksi dengan seseorang? Bisa jadi kamu sedang berada dalam lingkaran hubungan toxic — tanpa kamu sadari.
Istilah “toxic” tidak merujuk pada bahan kimia berbahaya, tapi pada sifat dan perilaku manusia yang merusak secara emosional. Sikap ini bisa muncul dalam berbagai bentuk hubungan — dari pasangan, teman, rekan kerja, hingga keluarga sendiri.
Meski bukan penyakit mental, perilaku toxic berdampak nyata pada kesehatan psikologis dan fisik seseorang. Hubungan seperti ini bisa memengaruhi cara berpikir, rasa percaya diri, bahkan kualitas hidupmu secara keseluruhan.
Apa Sebenarnya yang Dimaksud “Toxic”?
Seseorang disebut toxic saat kehadirannya lebih banyak membawa luka daripada dukungan. Mereka bisa manipulatif, egois, suka mengatur, bahkan merendahkan—dan itu semua dilakukan secara konsisten, bahkan mungkin tanpa rasa bersalah.
Yang membuatnya rumit, orang toxic sering menyamar jadi “support system” atau orang baik. Di balik perhatian yang mereka berikan, tersembunyi niat untuk mengontrol, menjatuhkan, atau memanfaatkanmu.
Tanda-Tanda Kamu Sedang Berurusan dengan Orang Toxic
Kenali sinyal bahaya ini sebelum terlambat:
- Selalu tentang mereka, bukan kamu
Mereka haus perhatian, tapi abai dengan perasaan dan kebutuhanmu. - Perilaku tidak bisa ditebak
Hari ini memujimu, besok mengabaikanmu. Kamu dibuat bingung dan tak berdaya. - Kritik yang melukai, bukan membangun
Semua yang kamu lakukan selalu salah di mata mereka. - Menciptakan konflik demi drama
Mereka suka menabur masalah agar tetap jadi pusat perhatian. - Memutarbalikkan fakta untuk menguntungkan diri sendiri
Berbohong atau menyalahkanmu atas kesalahan mereka sendiri. - Susah minta maaf dan sering playing victim
Kalau ketahuan salah, mereka jadi korban, bukan pelaku. - Melanggar batas dan mengontrol hidupmu
Kamu dibuat merasa bersalah karena punya batasan. - Menjauhkanmu dari orang-orang yang peduli
Tujuannya agar kamu hanya bergantung pada mereka. - Meninggalkan stres berkepanjangan
Interaksi dengan mereka membuatmu lelah secara mental dan emosional.
Bisa Jadi… Kamulah yang Bersikap Toxic
Tidak semua orang toxic sadar kalau mereka toxic. Kadang, itu adalah hasil dari luka masa lalu, trauma, atau kurangnya kesadaran diri. Tapi tetap, itu bukan alasan untuk menyakiti orang lain.
Kalau kamu merasa mulai:
- Sulit mengontrol emosi,
- Merasa harus selalu benar,
- Tidak bisa menerima kritik,
- Ingin mengatur kehidupan orang lain…
Mungkin sudah saatnya melakukan introspeksi dan meminta bantuan profesional.
Tips Menjaga Diri dari Toxic Relationship
Kamu berhak merasa aman, didukung, dan dihargai dalam setiap hubungan. Kalau tidak, berikut langkah awal yang bisa kamu lakukan:
- Tetapkan batasan pribadi (personal boundaries)
Dan pertahankan, meski kamu merasa bersalah. - Jangan larut dalam konflik buatan mereka
Hindari drama. Fokus pada ketenanganmu. - Pilih jarak yang sehat
Tak semua hubungan harus dijaga dekat. Kadang menjauh itu menyelamatkan. - Jangan benarkan perilaku buruk hanya karena kamu peduli
Peduli bukan berarti harus terus terluka. - Utamakan dirimu sendiri
Kamu tidak egois saat menomorsatukan kesehatan mentalmu.
Kamu Tidak Sendirian
Menghadapi orang toxic tidak mudah. Tapi kamu tidak harus terus bertahan. Semakin lama kamu terjebak, semakin besar dampaknya untuk kesehatan mentalmu.
Ingat: menjaga jarak bukan berarti kamu jahat. Itu adalah bentuk perlindungan diri.
Jika kamu merasa kewalahan, jangan ragu mencari bantuan psikolog. Itu bukan tanda kelemahan, tapi bukti bahwa kamu peduli pada dirimu sendiri.(*)








































