KENDARINEWS.COM–Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang dilaksanakan oleh Universitas Mandala Waluya (UMW) Kendari tahun 2025 ini dinilai lebih berdampak dibandingkan dengan pelaksanaan KKN di tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disampaikan oleh Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UMW Kendari, La Djabo Buton, SKM., M.Kes.
La Djabo menyebut bahwa, kegiatan intervensi fisik dan dan non fisik yang dilakukan mahasiswa dinilai cukup maksimal, baik dari segi pelaksanaan maupun dampaknya terhadap masyarakat. Keberhasilan ini tak lepas dari pendekatan lintas disiplin yang dilakukan mahasiswa sesuai bidang keilmuan masing-masing.
“Mahasiswa dari berbagai latar belakang keilmuan saling mengisi dan menyatu dalam satu misi, yakni memecahkan masalah nyata yang dihadapi masyarakat desa,” ujarnya.
Di lapangan, para mahasiswa tidak hanya memberikan penyuluhan atau edukasi kesehatan, tetapi juga melakukan tindakan konkret seperti perbaikan sanitasi, penguatan layanan posyandu, edukasi pola hidup bersih dan sehat, serta pendampingan ekonomi produktif berbasis rumah tangga. Pemerintah desa dan masyarakat setempat menyambut baik kehadiran para mahasiswa. Bahkan, banyak dari mereka yang menyampaikan rasa terima kasih kepada UMW Kendari karena dinilai telah memberikan kontribusi nyata, baik berupa bantuan fisik maupun bantuan non-fisik seperti penyuluhan dan pelatihan.
“Kami sangat senang dan terbantu dengan kehadiran mahasiswa KKN Tematik dari UMW Kendari. Mereka betul-betul hadir dan bekerja di desa, bukan sekadar datang lalu pergi. Ada hasil yang bisa kami lihat dan rasakan. Dengan hasil positif ini, UMW Kendari berharap skema KKN Tematik berbasis kompetensi lintas disiplin ini dapat terus ditingkatkan dan diperluas ke lebih banyak desa di masa mendatang, sebagai wujud nyata kontribusi perguruan tinggi dalam pembangunan masyarakat,” ungkapnya.
Ia menyebut bahwa, adapun total peserta KKN yakni 512 orang, dengan rincian S1 Farmasi 229 orang, S1 Psikologi 20 orang, S1 Kewirausahaan 1 orang, S1 Kesmas 99 orang, D3 Sanitasi 34 orang dan S1 Ilmu Keperawatan 129 orang. “Mereka melaksanakan KKN di Kabupaten Konawe tepatnya 4 kecamatan dan 35 kelurahan. Yang telah di mulai pada 21 April hingga 20 Mei 2025,” ucap Ketua LPPM UMW Kendari itu.
La Djabo juga menerangkan bahwa, beberapa kegiatan intervensi fisik yang telah dilakukan di Kecamatan Lalonggasumeeto antara lain pemeriksaan kesehatan 9, pembuatan pengolahan sampah 8, biopori 2, pembuatan kesediaan obat tradisional 7, pembuatan plang informasi Desa 1 dan pembuatan saringan air sederhana 1. “Sementara kegiatan intervensi non fisik di salah satu Kecamatan Kapoiala untuk edukasi penyakit tidak menular 6, edukasi pengelolaan sampah 4, edukasi tentang obat 7 dan edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 7,” bebernya.
Sementara Rektor UMW Kendari, Dr. Ratna Umi Nurlila, M.Sc mengungkapkan bahwa, berdasarkan data yang telah dihimpun, para mahasiswa dari berbagai program studi telah melakukan intervensi yang sesuai dengan kompetensi masing-masing. “Harapannya, ketika para mahasiswa telah menyelesaikan masa KKN, kegiatan-kegiatan intervensi yang telah mereka tanamkan bisa berlanjut secara simultan di masyarakat,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa, keberlanjutan program ini diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, terutama di wilayah-wilayah intervensi. Tak hanya berdampak bagi masyarakat, KKN juga memberikan nilai strategis dalam pembentukan karakter dan kompetensi sosial mahasiswa.
“Melalui kegiatan ini, mahasiswa belajar bersosialisasi, bekerja sama dengan masyarakat, memahami kondisi riil di lapangan, dan yang paling penting mereka mulai membentuk karakter,” jelas Rektor UMW Kendari.
Ia juga menambahkan, bahwa karakter kepemimpinan dan semangat sosial yang terbentuk selama KKN akan menjadi modal utama bagi mahasiswa untuk menjadi pemimpin masa depan, yang tidak hanya kompeten dalam keilmuan, tetapi juga memiliki empati dan jiwa pengabdian kepada masyarakat. “Dengan hasil yang menggembirakan ini, UMW Kendari menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan dan memperluas program KKN Tematik sebagai jembatan nyata antara ilmu pengetahuan dan kebutuhan masyarakat,” tutupnya.








































