KENDARINEWS.COM–Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Sulawesi Tenggara (Sultra), mencatat rekor tertinggi dalam sejarah serapan gabah petani sepanjang tahun 2025. Hingga awal Mei, total gabah kering panen yang berhasil dibeli mencapai 88.200 ton, setara dengan 44.100 ton beras medium.

Kepala Bulog Kanwil Sultra, Siti Mardati Saing, mengatakan capaian tersebut merupakan tindak lanjut dari kebijakan pemerintah yang menugaskan Bulog untuk membeli gabah langsung dari petani dengan harga acuan Rp6.500 per kilogram.
“Ini pertama kalinya Bulog ditugaskan langsung membeli gabah dari petani. Kami bentuk tim jemput gabah langsung ke lapangan atau lewat mitra kerja yang ada di penggilingan,” ujar Siti Mardati, Kamis (8/5).
Menurutnya, dari target 49.000 ton setara beras, saat ini Bulog telah merealisasikan 95 persen atau sekitar 46.000 ton. Capaian ini disebut sebagai yang tertinggi sepanjang sejarah pengadaan Bulog di Sultra.
Ia menambahkan bahwa kualitas gabah dan beras yang diserap tahun ini juga mengalami peningkatan signifikan.
“Gabah dan beras dari penggilingan sudah sesuai standar beras medium Bulog, kadar air 14 persen dan kadar patah (broken) 25 persen,” jelasnya.
Serapan gabah ini turut mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah, TNI, Babinsa, hingga penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang turut mengawal proses panen dan distribusi informasi di lapangan.
Hingga saat ini, Bulog bekerja sama dengan 45 mitra yang tergabung dalam skema makronisasi (mitra macron) untuk mengolah gabah menjadi beras. Kapasitas pengeringan dan penggilingan mitra mencapai 3.000 ton per hari.
Karena kapasitas gudang Bulog terbatas—yakni hanya 34.500 ton. Sebanyak 30.000 ton beras disimpan di gudang filial melalui sistem pinjam pakai atau sewa. Sementara itu, Bulog masih menyimpan stok beras dari tahun sebelumnya sebanyak 30.000 ton.
“Untuk menghadapi panen raya hingga akhir Mei, kami mempersiapkan diri menyerap lagi sekitar 50.000 ton gabah atau setara 25.000 ton beras. Tantangannya adalah keterbatasan gudang penyimpanan,” terang Siti Mardati.
Petani pun menyambut positif harga pembelian Bulog yang stabil. Suwito, Ketua Kelompok Tani Budidaya, menyebut harga gabah Rp6.500 per kilogram sangat membantu mereka.
“Alhamdulillah sekarang harga gabah lumayan, merata Rp6.500 per kilo. Dulu kami pernah dibayar di bawah itu. Sekarang sekali panen bisa dapat 3 sampai 4 ton, bahkan bisa panen sampai 11 hektare kalau cuaca bagus, dan dalam setahun bisa dua kali panen,” ujar Suwito.
Sementara itu, mitra Bulog dari sektor penggilingan, Muh. Junaid, pemilik Gudang Abbatireng.78, menyebut pihaknya telah memproduksi hingga 4.000 ton gabah selama dua bulan terakhir.
“Bulog beli gabah, kami yang olah. Setelah jadi beras baru kami antarkan ke gudang Bulog. Kami hanya menerima upah kerja, semua hasil produksi langsung disetor ke Bulog,” jelas Junaid.
Dengan kolaborasi yang solid antara Bulog, petani, dan mitra kerja, penyerapan gabah tahun ini tidak hanya mencetak rekor, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan di Sulawesi Tenggara.(abd)








































