Pengamat : Prabowo Pakai Pola Jokowi

— Akomodir Tokoh Partai, Akademisi dan Profesional dalam Komposisi Menteri

KENDARINEWS.COM—Presiden RI terpilih Prabowo Subianto sedang dalam menyusun komposisi kabinetnya. Tak hanya mengakomodir tokoh partai politik pendukungnya, Prabowo juga mengakomodir tokoh profesional dan akademisi. 49 tokoh calon menteri dipanggil Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (14/10). Sedangkan 59 calon wakil menteri dan calon kepala badan negara yang dipanggil Prabowo, Selasa (15/10/2024).

Prabowo juga menyertakan beberapa nama familiar dari kabinet Presiden Jokowi. “Pak Prabowo dalam mengambil (memilih) menteri bukan dari Partai Gerindra semua. Ada dari partai lain. Semua diakomodir,” ujar Pengamat Politik Sultra, Dr.Muh Najib Husain, S.Sos.,M.Si, Selasa (15/10/2024).

Dari sisi proporsional, kata Dr.Muh Najib, Prabowo mengambil tokoh akademisi dan profesional. “Jadi bukan hanya orang partai saja tapi orang yang ahli dibidangnya,” ujarnya.

Akademisi Fisip Universitas Halu Oleo (UHO) itu menuturkan, Presiden terpilih Prabowo cenderung menjaga 2 kementerian Presiden Jokowi yaitu pos pendidikan dan agama yang akan diserahkan pada kekuatan besar. “Pendidikan untuk Muhammadiyah dan urusan agama untuk Nahdlatul Ulama (NU),” ulas Dr.Muh Najib.

Menurutnya, secara desain Presiden terpilih Prabowo menggunakan pola lama yang digunakan oleh Presiden Jokowi. “Kebijakan Prabowo menjadi titik terang yang bagus. Prabowo ingin diawal kepemimpinannya, semua harmonis dan tidak ingin ada konflik,” kata Dr.Muh Najib.

Ia tak menampik, penentuan kursi menteri belum final dan masih terbuka untuk para profesional didaerah termasuk peluang orang Sulawesi Tenggara (Sultra) duduk sebagai menteri. “Kalau bicara soal Sultra yang memiliki sumber daya alam yang begitu besar sudah seharusnya ada porsi yang diberikan oleh Prabowo,” tutur Dr.Muh Najib.

“Itu (orang Sultra jadi menteri dikabinet Probowo) adalah sebuah kompensasi oleh daerah kita. Persoalan siapa yang akan didorong, kita serahkan saja kepada Prabowo,” sambung Dr.Muh Najib.

Ia menambahkan, jika berbicara soal kemampuan skala nasional, putra putri Sultra tidak kalah dengan daerah lain. Hanya yang menjadi persoalan, selama ini belum ada orang Sultra yang menjadi menteri. “Itu yang sulit menjadi batu loncatannya (jadi menteri). Kita kembalikan persoalan keadilan negara dengan melirik Sultra yang telah memberikan kontribusi tambang untuk negara. Kontribusinya sekitar 45 pesen,” terang Dr.Muh Najib.

Terpisah, Pengamat Demokrasi dan Politik Sultra, Andi Awaluddin Mar’uf, S.IP., M.Si mengungkapkan, Presiden RI terpilih Prabowo Subianto ingin melanjutkan program kerja Jokowi dan ini akan menjadi terwujud yakni pembangunan berkesinambungan.

“Apa yang sudah dilakukan Presiden Jokowi yang akan dilanjutkan Pak Prabowo. Itulah mengapa Prabowo masih banyak menggunakan orang orang kabinet Jokowi seperti Tito Karnavian, Pratikno, Bahlil, dan Sri Mulyani. Prabowo ingin ada proses stabilitas politik pemerintahan. Kebijakan ini lebih kepentingan (kelanjutan) pemerintahan,” kata Andi Awaluddin, Selasa (15/10/2024).

Akademisi Fisip Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK) itu menambahkan, kecenderungan jumlah menteri dalam pemerintahan Presiden terpilih Prabowo lebih banyak. “Kecenderungan Prabowo menginginkan pemerintahan baik dan berkelanjutan sehingga mengakomodir semua pihak. Prabowo menginginkan terciptanya stabilitas politik. Memang kita harapkan kabinet ini mencerminkan semangat perubahan,” ungkapnya.

Andi Awaluddin Ma’ruf berharap, Prabowo membuka ruang bagi tokoh Sultra untuk bergabung dalam kabinet pemerintahannya. “Yang potensial salah satunya adalah Ketua Kadin Sultra Anton Timbang. Saya kira semua putra Sultra punya peluang,” pungkasnya.

Sekedar informasi, nama-nama menteri yang akan masuk dalam kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mulai diperlihatkan ke publik. Dalam 2 hari ini, Prabowo memanggil satu per satu calon menteri ke kediamannya di Kertanegara, Jakarta.

Prabowo menggunakan cara yang mirip dengan Jokowi pada 2019. Yakni, meminta para calon menteri berjalan layaknya catwalk di hadapan awak media. Mereka berjalan dari bekas kantor Tim Kampanye Nasional (TKN) di Jalan Sriwijaya I ke rumah Prabowo yang berjarak sekitar 100 meter.

Masing-masing calon menteri masuk ke dalam rumah Prabowo dan keluar sekitar 30 menit kemudian. Mayoritas tidak membeberkan posisinya, meski sebagian mau membocorkan bidangnya.

Dari kandidat menteri yang dipanggil, ada banyak nama lama. Termasuk menteri di era Jokowi. Misalnya, Pratikno dan Tito Karnavian yang berpotensi kembali menjadi menteri dalam negeri. Sinyal itu menguat setelah Tito diminta melanjutkan agenda pengendalian inflasi daerah yang selama ini memang menjadi prioritas Tito. Kemudian, ada Bahlil Lahadalia yang berpotensi melanjutkan posisinya di menteri ESDM. Bahlil mengaku ditugasi mengelola sumber daya alam.

Lalu, Saifullah Yusuf berpeluang tetap menjabat menteri sosial. Meski tidak menegaskan, Gus Ipul –sapaannya– mengaku ditugasi memastikan program sosial bisa tepat sasaran.

Sementara itu, posisi menteri pendidikan berpotensi besar kembali ke Muhammadiyah. Sekretaris Umum Abdul Mu’ti dalam pembicaraannya dengan Prabowo mengaku diminta memimpin kementerian terkait pendidikan dasar dan menengah.

Selain wajah lama, ada pula wajah baru yang datang ke rumah Prabowo. Salah satunya adalah Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar dan Veronica Tan (mantan istri Ahok). Veronica mengaku dirinya diminta Prabowo untuk membantu melayani masyarakat. Khususnya anak dan ibu. (ags/kn/jpg)

Tinggalkan Balasan