KENDARINEWS.COM—Banjir bandang yang melanda Kota Kendari beberapa pekan lalu menyisakan duka bagi para korban. Tidak sedikit warga harus kehilangan harta benda bahkan jiwa karena musibah itu.
Menyadari hal ini Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari bersama stakeholder terkait bergerak cepat memberikan pertolongan. Tahap awal, pihaknya memastikan para korban terpenuhi kebutuhan pangannya.
“Saat itu langkah pertama yang kita ambil adalah mendirikan posko penanganan banjir. Kami himpun bantuan sosial untuk diberikan kepada masyarakat. Seluruh OPD (Organisasi Perangkat Daerah) saya instruksikan untuk turun langsung membantu masyarakat yang terdampak banjir,” ungkap Pj Wali Kota Kendari Muhammad Yusup saat menerima kunjungan Direksi Kendari Pos di Balai Kota Kendari, kemarin.
Sehari setelah musibah melanda, pihaknya langsung menetapkan status tanggap darurat bencana banjir di Kota Kendari. status tanggap darurat bencana dikeluarkan karena hampir seluruh Kecamatan di Kota Kendari tergenang banjir.
“Status tanggap darurat bencana banjir sudah kami keluarkan sejak tanggal 7 Maret dan berlaku sampai 20 Maret 2024. Setelah itu baru dapat diperpanjang atau dipersingkat atau masuk masa pemulihan pasca banjir,” kata Yusup.
Lanjut dia, saat ini pihaknya masih terus melaksanakan pendataan terkait jumlah kerugian yang dialami masyarakat termasuk mendata jumlah sarana dan prasarana fasilitas umum termasuk rumah warga yang rusak akibat banjir.
“Sekarang kami sedang susun berapa jumlah kerugian dan infrastruktur yang rusak, setelah itu kami mengambil langkah-langkah untuk perbaikan termasuk berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat,” tambahnya.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Provinsi Sultra ini juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada insan pers yang sudah membantu menginformasikan perkembangan banjir di Kota Kendari. Menurutnya, berkat pemberitaan yang masif dari pers, informasi banjir bisa diketahui masyarakat luas termasuk pemerintah pusat.
“Berkat berita teman-teman wartawan informasi mengenai banjir bisa di ketahui semua orang. Sehingga pemerintah pusat turun langsung melaksanakan asesmen dan menyalurkan bantuannya untuk korban banjir,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Kendari Pos, Irwan Zainuddin mengatakan siap membantu Pemkot Kendari dalam menyiapkan perkembangan seputar banjir yang terjadi di Kota Kendari
“Kendari Pos didukung platform media online seperti kendaripos.fajar.co.id, kendarinews.com, ragamkendari.com, dan seluruh media sosial Kendari Pos akan mendukung seluruh kegiatan Pemerintah Kota Kendari termasuk membantu pemerintah menyiapkan informasi penangan banjir. Mudah-mudahan bisa membantu semua pihak,” pungkasnya.
Sekedar informasi, berdasarkan data BPBD Kota Kendari, korban terdampak banjir di Kota Kendari tercatat sebanyak 2.255 Kepala Keluarga (KK). Ribuan korban banjir itu terdiri dari 2.198 KK korban banjir dan 57 KK korban tanah longsor.
Rinciannya, Kecamatan Kendari meliputi Kelurahan Kendari Caddi tercatat sebanyak 51 KK korban banjir dan satu KK terdampak tanah longsor dan Kelurahan Kampung Salo sebanyak 512 KK banjir. Sementara untuk Kelurahan Jati Mekar terdapat 2 KK korban tanah longsor dan Kandai 3 KK.
Selanjutnya Kecamatan Kendari Barat meliputi Sanua 6 KK korban banjir, Lahundape 199 KK, Kelurahan Sodoha 197 KK, Tipulu 26 KK, Watu-watu 133 KK, Lahundape 199 KK, Punggaloba 48 KK korban tanah longsor dan Kelurahan Kemaraya 3 KK tanah longsor.
Kemudian di Kecamatan Mandonga yang meliputi Kelurahan Korumba (225 KK korban banjir) Labibia (162 KK banjir), dan kelurahan Mandonga (5 KK banjir).
Di Kecamatan Kadia meliputi Kelurahan Kadia terdapat sebanyak 28 KK terdampak banjir, Kelurahan Bende 62 KK, Kelurahan Pondambea sebanyak 16 KK korban banjir dan Kelurahan Anaiwoi 23 rumah.
Untuk Kecamatan Wuawua, meliputi Kelurahan Anawai tercatat sebanyak 24 KK korban banjir, Wuawua 451 KK, Kelurahan Bonggoeya 52 KK, dan Kelurahan Mataiwoi 39 KK. Selanjutnya di kecamatan Puuwatu meliputi Kelurahan Lalodati 15 KK korban banjir, Watulondo 5 KK, dan Kelurahan Punggolaka 11 KK.
Kemudian di Kecamatan Baruga meliputi Kelurahan Baruga 10 KK terdampak banjir dan di Kelurahan Lepo-lepo sebanyak 48 KK. Di Kecamatan Poasia yang meliputi Kelurahan Anggoeya terdapat 10 KK korban banjir, Matabubu 1 KK, dan Kelurahan Anduonohu 2 KK.
Terakhir di Kecamatan Abeli terdapat satu kelurahan yang terdampak yakni Kelurahan Abeli sebanyak 20 KK korban banjir dan Kecamatan Nambo sebanyak dua kelurahan yakni kelurahan Tobimeita 14 KK korban banjir dan Kelurahan Bungkutoko sebanyak 13 KK. (ags/kn)







































