KENDARINESS.COM–Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadau Satu Pintu (DPM-PTSP) Sultra harus bekerja lebih ekstra dalam mendorong peningkatan realisasi investasi Provinsi Sultra di tahun 2024 mendatang. Pasalnya, ditahun 2023 ini realisasi investasi Sultra terbilang sangat rendah dari target sebelumnya.
Hal itu diakibatkan beberapa kendala yang berpengaruh besar terhadap nilai investasi. Misalnya dari segi kegiatan pembangunan infrastruktur dan konstruksi terhadap sejumlah perusahan yang bergerak dibidang pertambangan.
Kepala DPM-PTSP Provinsi Sultra Parinringi mengungkapkan, adapun realisasi investasi Sultra sampai akhir tahun 2023 ini baru mencapai Rp 9,2 Triliun. Itu berdasarkan data per bulan November tahun 2023. “Nilai ini masih sangat rendah dan sangat jauh dari yang ditargetkan,”ungkapnya kepada Kendari Pos akhir pekan lalu.
Mantan Penjabat (PJ) Bupati Kolaka Utara ini mengatkan, adapun target yang diberikan oleh DPM- PTSP Sultra terkait nilai investasi tahun ini mencapai Rp 20 Triliun. “Meskipun baru diangka Rp.9,2 triliun realisasi kita, namun kita berharap diakhir Desember nanti angka itu bisa bertambah. Karena untuk tahun-tahun kemarin, investasi Sutra itu setiap tahun meningkat,” katanya optimistis.
Lebih jauh, kata Parinringi, peningkatan nilai investasi Sultra itu didukung beberapa industri penyumbang nilai nivestasi yang cukup besar, seperti industri dibidang pemurnian nikel, dalam hal ini virtue dragon nikel industri (VDNi) dan Obsidian Stanless Stell (OSS) yang terletak di Kabupaten Konawe.
“Nah untuk tahun ini, dimana virtue dragon dan OSS itu tidak lagi memberikan sumbangsih besar karena tidak lagi melakukan kegiatan infrastruktur yang cukup besar, karena sudah fokus ke produksi,”imbuhnya.
Lebih jauh kata Parinringi, sebenarnya, selain Virtue dan OSS ada beberapa perusahaan yang masuk dalam kawasan proyek strategis nasional dibidang industri pemurnian dan kawasan industri. Dan ini dinilai dapat memberikan dampak investasi cukup besar. Seperti PT. Ceria dan PT Vale dan beberapa industri lainnya di Kota Kendari. “Namun Kesemua itu masih terkendala di analisis dampak lingkunan (Amdal). Sehingga progres percepatan untuk peningkatan investasinya sedikit agak terhambat,”sebutnya.
Parinringi mengatakan, beberapa kendala itu menjadi tantangan bagi DPM-PTSP ditahun ini. Karena beberapa kawasan yang diharapkan sebagai penyumbang untuk investasi, itu masaih mengalami kendala-kendala. “ Khususnya dalam hal lingkungan dan amdal itu. Sehingga itu menghambat investasi di Sultra,”jelasnya.
Meski demikian, sambung dia, kedepan pihaknya masih berupaya bagaimana bisa mencapai target yang telah diberikan. Minimal bisa mendekati capaian-capaian tahun kemarin.
“Kalau untuk tahun kemarin, terget kita kan Rp 19 Triliun, nah yang kita capai itu kurang lebih 20 triliun. Itu karena ditunjang oleh dua perusahan tadi, yakni virtue dan OSS,” imbuhnya.
Ditambahkan Parinringi, salah satu penyumbang terbesar investasi selama ini adalah penanganan infrastruktur yang cukup besar. Sementara yang diharapkan beberapa proyek strategis nasional memang belum terlalu signifikan karena terkendala masalah lingkungan. “Jadi industri dan kontruksi yang belum terlalu maksimal investasinya karena adanya hambatan masalah lingkungan. Sementara virtue dan OSS tidak lagi memberikan kontribusi yang besar terkait masalah konstruksi, semoga tahun depan, beberapa pemilik kawasan industri ini bisa lebih maksimal dan sesuai harapan,”harapnya.
Parinringi menyebut, sektor investasi Sultra itu meliputi pertambangan, industri logam dasar, perumahan kawasan industri, transportasi gudang dan komunikasi, perdagangan, dan reparasi. Nah kesemua itu cukup signifikan dalam menunjang realisasi investasi. “Namun tahun ini untuk kontruksi yang terlalu besar belum bisa optimal karena adanya beberapa kendala dokumen amdal yang belum bisa diselesaikan oleh beberapa pemilik kawasan,”sebutnya.
Sebagai upaya otimalisasi realisasi investasi di tahun 2024 mendatang, DPM-PTSP Provinsi Sultra mengagendakan untuk dilakukan rapat koordinasi terkait percepatan realisasi investasi dengan menghadirkan pihak kementerian, dan seluruh komponen yang ada di Sultra. “ Termasuk juga para pemegang IUP, juga dari pihak Kadin yang juga memiliki peran besar dalam hal percepatan realiasi investasi di Sutlra,”tandasnya. (kam)






































