KENDARINEWS.COM–PT Antam UPBN Konawe Utara (Konut) sangat peduli terhadap kelestarian lingkungan eks pertambangan. Itu diwujudkan melalui program reklamasi yang digaungkan baru-baru ini. Reklamasi dilaksanakan untuk mencapai Good Mining Practice.
General Manager PT Antam Tbk UBPN Konut mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk melaksanakan Good Mining Practice untuk menjaga daya dukung lingkungan hidup masyarakat di sekitar wilayah operasi pertambangan terutama di Konut.
“Salah satunya diwujudkan dengan melaksanakan kewajiban reklamasi, dengan melibatkan para ahli di bidang reklamasi lahan dan juga melibatkan masyarakat lokal dalam pelaksanaannya,” ungkapnya.
Selain itu, PT Antam juga focus pada pemberdyaaan masyarakat, dengan mengembangkan potensi ekonomi lokal seperti pertanian, perikanan, peternakan, wisata, dan berbagai potensi local lainnya yang dapat menjadi penggerak ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat.
Sekedar informasi, dua ahli reklamasi lahan bekas tambang yang didatangkan PT Antam yakni Prof Irdika Mansyur. Ia adalah dosen pengajar di Fakultas Kehitanan di Institut Pertanian Bogor (IPB). Selain Prof Ardika, PT Antam juga mendatangkan Dr. Tejo Baskoro, seorang ahli ilmu tanah yang menjadi dosen di kampus yang sama.
Setalah dilakukan survei dan penelitian oleh dua ahli dari IPB, hasilnya kemudian didiskusikan bersama para dosen dari beberapa fakultas di Universitas Halu Oleo (UHO).
Perlu diketahui pula, kunjungan dua ahli IPB di Konut, selain melakukan survei tentang kondisi lahan bekas tambang, juga melakukan inventarisasi jenis tanaman yang sesuai untuk dijadikan tanaman reklamasi lahan bekas tambang di Blok Tapunopaka dan Mandiodo.
Berdasarkan hasil survei tersebut di kawasan hutan di sekitar lahan bekas tambang terdapat berbagai jenis tanaman yang sangat berpotensi untuk dijadikan tanaman reklamasi antara lain Pohon Nyamplung (Calophyllum inophyllum), Pohon Eha (Castanopsis buruana Mig), Jambu Mete (Anarcardium occidentale), Pohon Jarak (Ricinus communis), dan beberapa jenis pohon lainnya.
Menurut Prof. Irdika Mansyur, beberapa jenis tanaman yang ada disekitar wilayah operasi pertambangan layak untuk dikembangkan sebagai tanaman reklamasi, selain dari aspek kesesuaian lahannya, juga karena tanaman tersebut memiliki potensi ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Tidak hanya mengunjungi area tambang, para ahli tersebut juga melakukan survei ke masyarakat untuk melihat potensi lokal yang ada di Konut yang dapat disinkronkan dengan kegiatan reklamasi lahan bekas tambang.
Salah satu potensi yang layak dikembangkan adalah usaha penyulingan minyak atsiri yang menggunakan beberapa jenis tanaman antara lain : Sereh Wangi/Merah (Cymbopogon nardus), Nilam (Pogostemon cablin), Cengkeh (Syzygium aromaticum), Pohon Pala (Myristica fragrans) dan beberapa jenis tanaman lainnya yang sudah dikembangkan oleh masyarakat di sekitar operasi pertambangan.
“Tanaman sereh wangi dapat dijadikan tanaman cover crop di area reklamasi. Jadi selain bermanfaat untuk menurunkan laju erosi dan memperbaiki kualitas tanah, tanaman sereh wangi dapat mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat,” kata Prof. Irdika.
Selain tanaman penghasil minyak atsiri, lanjut dia, potensi lainnya adalah peternakan sapi dan kambing yang dapat menyuply kebutuhan pupuk kandang untuk kegiatan reklamasi.
“Umumnya masyarakat memelihara sapi ataupun kambing hanya untuk diambil hasil dari dagingnya saja. Padahal selain itu, sapi dan ternak lainnya juga menghasilkan kotoran yang dapat dijadikan pupuk kandang untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik saat reklamasi lahan bekas tambang,” ungkap Prof. Irdika.
“Potensi ekonomi dari pemanfaatan kotoran ternak untuk pupuk reklamasi juga menarik untuk dijadikan program pemberdayaan masyarakat,” pungkasnya. (rls/ags)








































