Tengkes di Kodeoha Meningkat, Parinringi “Turun Gunung”

KENDARINEWS.COM — Penjabat (Pj) Bupati Kolaka Utara (Kolut) kembali menunjukkan komitmennya menangani masalah tengkes (stunting) di otoritanya. Selasa (28/3), mantan wakil bupati Konawe tersebut mengunjungi Puskesmas Mala-mala di Kecamatan Kodeoha untuk memastikan penanganan dan perawatan penderita gagal tumbuh.

Pasalnya, Kodeoha menjadi salah satu lokus dengan 34 kasus. Dalam kunjungannya, Parinringi bercengkrama dengan penderita tengkes sekaligus memberi dukungan kepada orang tua. Parinringi meminta Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) lebih bekerja keras lagi. Langkah intervensi melalui upaya pemenuhan gizi harus lebih masif. Sebab penyebab utama kondisi gagal tumbuh adalah kekurangan gizi. Jika program ini berjalan, ia meyakini ikhtiar yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kolut menekan angka stunting bisa terealisasi.

“Pemkab akan terus berupaya meningkatkan program pemenuhan gizi. Ini bukan hanya sekadar upaya pencegahan, namun menyiapkan generasi penerus yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak kita. Untuk itulah, saya meminta semua pihak bekerja sama melakukan aksi amal jariyah. Kontribusi nyata seluruh elemen akan berpengaruh pada keberhasilan program yang telah disusun,” komitmen Parinringi ketika memimpin rapat di Puskesmas Mala-mala, kemarin. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Sulawesi Tenggara (Sultra) itu mengingatkan sinergisitas dan kerja sama lintas sektor harus terus dibangun. Dengan kerja sama, masalah stunting bisa diatasi sehingga generasi Kolut bisa tumbuh sehat dan cerdas. “Saya kira kalau kita “keroyokan”, stunting di Kecamatan Kodeoha bisa nihil,” yakin Parinringi.

Sekretaris Kabupaten (Sekab) Kolut, Taupiq Sonda, juga mengatakan, stunting menjadi perhatian serius pemerintah. Mengingat angkanya terbilang masih tinggi, perlu dilakukan langkah terpadu. Salah satunya dengan menunjuk staf khusus yang akan bertanggung jawab dalam mengawasi dan menangani kasus stunting pada lokus-lokus yang memerlukan.

Hal ini bertujuan agar upaya penanganan tengkes dapat berjalan efektif dan efisien. “Jangan sampai ada instansi yang lalai menjalankan tugasnya. Di sisi lain, upaya pemenuhan gizi harus disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan begitu, penangananya bisa efektif dan tepat sasaran,” pungkas “Jenderal” ASN Kolut tersebut. (mal)

Tinggalkan Balasan