KENDARINEWS.COM– Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengembangan Kewirausahaan dan Karir Mahasiswa Universitas Halu Oleo (PK2M UHO) menggelar pelatihan packaging, labelling, branding dan halal, di Hotel Horison Kendari, Senin (6/3).
Rektor UHO Prof. Dr. Muh. Zamrun Firihu yang diwakili Warek III Bidang Mahasiswa dan Alumni UHO, Dr. Nur Arafah, S.P., M.Si., mengatakan bahwa pihaknya ingin menciptakan banyak talenta-talenta muda, yang bukan hanya bisa kuliah tetapi juga bisa menciptakan sebuah produk kreatif.
“Sehingga produk itu nantinya bisa membawa mereka menjadi wirausaha yang sukses, tentunya dengan produk yang luar biasa,” ujarnya.
Ia menjelaskan, hal tersebut bisa menggeser paradigma seseorang bahwa lulusan perguruan tinggi itu hanya mencari pekerjaan, tetapi mereka juga bisa menciptakan lapangan kerja sendiri. “Apalagi mereka inikan alumni yang sudah pernah diberikan bantuan tahun sebelumnya. Artinya bahwa ini bukan lagi sekedar coba-coba, tapi ini sudah siap diimplementasikan, jadi produknya ini sudah siap masuk pasar-pasar,” ungkap Nur Arafah.
Tahun sebelumnya, lanjut dia, para peserta sudah bisa menciptakan produknya. Diharapkan melalui kegiatan ini para wirausaha dapat memasuki pasar. “Kalau tahun lalu mereka baru bisa menciptakan barangnya, sekarang mereka akan dibekali dengan ilmu sehingga mereka bisa masuk pasar,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala UPT PK2M UHO, Dr. Sarinah, S.P., M.Si., mengungkapkan bahwa tahun sebelumnya pelatihan tersebut hanya sebatas packaging, labelling dan branding, sementara untuk di tahun 2023 ini ditambah pendampingan halal. Karena sekarang ini produk-produk atau usaha harus memprioritaskan kehalalan juga. Sedangkan untuk peserta pelatihan sebanyak 55 orang yang memang telah memiliki Nomor Izin Berusaha (NIB).
“Sehingga sekarang bagaimana supaya mereka membuat kemasan-kemasan yang akan lebih memuaskan dan dari segi pasar menarik, tapi dari segi halalnya juga harus diperhatikan,” jelasnya.
Ia menambahkan, bawah untuk jenis usahanya sendiri beragam, salah satunya yaitu usaha kuliner, dimana para mahasiswa yang mengikuti pelatihan tersebut sudah pernah mendapatkan bantuan sekitar Rp 7,5 hingga Rp. 8 juta per orang. (kn)








































