KENDARINEWS.COM–Penjabat (Pj) Bupati Buteng, Muhammad Yusup paham betul bila penenun perlu disejahterakan. Mereka tak seharusnya menjadi kelompok yang termarginalkan.
Menurut Muhammad Yusup, salah satu faktor penunjang utama dalam memajukan perekonomian penenun terletak pada rantai pasok produk. Pintu pemasaran perlu dibuka selebar- lebarnya.

Kegiatan promosi yang baik, dapat menghasilkan efek domino yang mampu mengantarkan tenunan Buteng bersaing di kancah domestik maupun global. Semakin banyak yang mengenal tenun khas Buteng, makin tinggi pula permintaan terhadap kain yang dihasilkan para penenun di daerah itu.
Sehingga perlahan-lahan perekonomian mereka bisa semakin membaik. Muhammad Yusup memanfaatkan dua kegiatan bergengsi di bidang fesyen yang terselenggara sepanjang Februari 2023 sebagai momentum bagi tenunan Buteng untuk unjuk gigi.

Pada medio Februari 2023, Muhammad Yusup bersama Pj Ketua Dekranasda Buteng Ira Willis Kesumodaty menghadiri kegiatan New York Indonesia Fashion Week (NYIFW). Event tersebut menjadi wadah bagi desainer dan UMKM di bidang fesyen mempopulerkan produknya di hadapan audiens Motif Tenun Buteng Kian Mendunia.
Di Kabupaten Buton Tengah (Buteng), terdapat ratusan rumah tangga yang masih melestarikan aktivitas menenun. Selain untuk mempertahankan nilai-nilai tradisi leluhur, menenun di Buteng jamak dilakukan sebagai sumber mata pencaharian. mancanegara.

Dalam kegiatan itu, Pemkab Buteng menggandeng Defrico Audy yang merupakan salah satu desainer terkemuka Indonesia. Lewat sentuhan tangannya, tenun Buteng disulap menjadi berbagai kostum yang unik dan memukau. Desain-desain itu diharapkan mampu menarik perhatian para peserta yang hadir sehingga dapat memperluas koneksi dan pasar pelaku usaha tenunan Buteng
“Ini kesempatan emas. Kita berkesempatan mempromosikan tenunan Buton Tengah dan sangat diapresiasi oleh para desainer yang hadir dari berbagai negara,” ujar Muhammad Yusup.
Pada kegiatan Indonesia Fashion Week (IFW) 2023 yang berlangsung di Jakarta Convention Center, motif Dhalewa Buteng tampil ciamik dengan ciri khasnya. Selama IFW, Buteng menampilkan dua motif yaitu Dhalewa kotak-kotak dan Dhalewa garis-garis.
Seolah saling melengkapi, kedua motif itu mewakili simbol maskulinitas dan feminitas. Sebagaimana Dhalewa kotak yang memiliki makna wibawa dan kejantanan sedangkan Dhalewa garis bermakna kelembutan dan menyantuni. Motif tersebut telah ada sejak masa kesultanan Buton dan banyak digunakan pada acara-acara adat.
Motif tenun itu mampu melampaui zamannya dan masih terus dipakai hingga kini. “Indonesia Fashion Week adalah ajang untuk mempromosikan produk-produk UMKM yang dikelola desainer-desainer kita. Kedepan, tentu harapan kita desainer-desainer lokal yang tampil di ajang seperti itu untuk merangsang tumbuhnya usaha tenunan dari Buton Tengah,” pungkasnya. (kn)








































