KENDARINEWS.COM– Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa sadar bahwa maraknya investor yang mengeksploitasi sumber daya alam (SDA) di wilayahnya, memiliki konsekuensi dari segi lingkungan hidup. Ia tidak ingin suatu waktu nanti Konawe menerima dampak negatif dari kehadiran industri pertambangan.
Untuk itu, Kery berkomitmen menghadirkan investasi yang pro lingkungan hidup, demi mencegah dampak lingkungan berkepanjangan
“Dalam mendorong investasi daerah, kami mewajibkan investasi yang sifatnya inklusif. Makanya kita dorong agar investor, pemerintah, dan masyarakat betul-betul memastikan lingkungan hidup menjadi bagian yang harus dijaga secara kolektif,” ujar Bupati Kery, kemarin.
Ia menuturkan, aspek lingkungan menjadi bagian yang mesti terintegrasi dengan konsep pertambangan berkelanjutan. Dengan demikian, geliat industri tidak bakal merugikan masyarakat maupun lingkungan sosial diwilayah tersebut.
Bupati Kery menyebut, salah satu implementasi pertambangan berkelanjutan itu, Pemkab Konawe mendorong pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Kecamatan Routa. 500 hektare lahan diwilayah itu, telah mendapat izin dari pemkab Konawe guna dibangun PLTS oleh pihak swasta yang berinvestasi di Routa.
“Kalau menggunakan batu bara atau solar sebagai bahan bakar, pada akhirnya itu akan mengganggu lingkungan. Kita ingin konsep investasi yang inklusif ini menjadi bagian pembangunan di Konawe,” imbuh mantan Ketua DPRD Konawe itu.
Senada dengan itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Konawe Ferdinand Sapan menegaskan, pemkab mendukung hadirnya industri di Routa maupun diwilayah lain se-Konawe. “Jadi, selama industri itu tidak merusak lingkungan, pasti pemerintah akan dukung,” ucapnya.
Sekda Ferdinand mengemukakan, khusus investasi sektor pertambangan di Routa, akan dibangun kompleks industri PT.Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP). Kompleks industri tersebut berada dalam konsesi PT.Sulawesi Cahaya Mineral (SCM). Saat ini, pihak perusahaan sedang membangun kawasan pabrik smelter, dan infrastruktur pendukung program hilirisasi industri.
“Jadi bukan nikel saja. Tapi turunannya (nikel) yang dijadikan bahan baku baterai mobil listrik. Dari laporan terakhir, pihak perusahaan sudah mempekerjakan sekira 3.000-an orang. Jumlah itu akan meningkat seiring bertambahnya volume kegiatan yang ada disana. Dan itu nanti diperkirakan sampai 25 ribu tenaga kerja,” ungkapnya.
Sekda Ferdinand menambahkan, masuknya investasi di Routa, memiliki efek positif bagi masyarakat. Selain membuka kesempatan kerja, geliat industri sudah pasti meningkatkan perekonomian warga setempat. Situasi itu akan mendorong peningkatan ekonomi makro di Routa.
“Karyawan itukan butuh makan atau kebutuhan dasar lainnya. Sudah pasti masyarakat yang statusnya bukan karyawan, akan mengusahakan kebutuhan mereka. Misalnya, dengan menjadi peternak, petani sayur, dan sebagainya. Kan modelnya begitu,” tuturnya.
Mantan Kepala BPKAD Konawe itu menyebut, pihak swasta yang bakal mengeksplorasi kandungan perut bumi di Routa (PT SCM, red), dalam waktu dekat segera melakukan ground breaking pembangunan konstruksi kawasan pabrik. Sepengetahuannya, biasanya pembangunan konstruksi itu akan memakan waktu selama 18 bulan. “Harapan kita, ditahun 2024 sudah bisa mulai produksi,” pungkas Sekda Ferdinand. (kn)







































