KENDARINEWS.COM– Musyawarah Wilayah VI Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) Sulawesi Tenggara (Sultra) berjalan sukses. Yusmin terpilih sebagai Ketua Umum Majelis Wilayah Kahmi Sultra periode 2022-2027. Kabag Kesra Pemprov Sultra ini terpilih aklamasi setelah ditetapkan calon tunggal dalam arena Muswil VI, Senin (5/9), kemarin.
Yusmin didukung 11 Majelis Daerah (MD) Kahmi di Sultra, yakni MD Kahmi Kolaka Utara, Buton Tengah, Bombana, Konawe Kepulauan, dan Kendari. Selain itu, MD Kahmi Muna, Kolaka Timur, Buton Selatan, Konawe Selatan, Buton dan Kolaka.
Dalam sambutannya, Yusmin menyatakan komitmennya menjaga eksistensi Kahmi di Sultra. Terkait ada pihak-pihak yang mempertanyakan proses kaderisasinya di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Yusmin menegaskan dirinya adalah hijau hitam tulen. “Saya adalah kader murni HMI. Berhimpun dalam HMI dan Kahmi merupakan ladang amal dan pengabdian,” tegasnya di Hotel Kubah 9, kemarin.
Yusmin juga mengatakan, jika sebelumnya Kahmi berbasis presidium, maka sekarang diubah menjadi presidensial. Kerja rutinitas selama ini dominan hanya melantik Kahmi di daerah. Ini akan coba diubah. Banyak hal yang akan diperbaiki seperti sistem pengkaderan di daerah yang belakangan seolah mandek. Ini butuh perbaikan dan tanggungjawab baru.
“Saya seperti terlalu berani untuk menjadi Ketua Kahmi. Karena organisasi ini menghimpun orang-orang pintar. Ke depan pasti saya pasti dikritisi, dicari kelemahan atau sejenisnya. Hal seperti ini biasa dan mesti disikapi dengan dewasa,” kata Yusmin.
Langkah perdana dalam memimpin KAHMI, Yusmin mengaku bakal membentuk kepengurusan yang berkualitas dan berintegritas. Komponen yang akan mengisi kepengurusan siapapun boleh dengan catatan bisa amanah dan bertanggungjawab.
“Saya serahkan kepada pengurus daerah untuk mengusulkan nama-nama untuk dimasukan dalam struktur kepengurusan baru KAHMI Sultra,” ujarnya.
Ke depan, kata dia, Kahmi akan mendapatkan dana hibah dari Pemprov Sultra pada perubahan anggaran tahun 2022 ini. “Saya bisa pastikan, Kahmi akan mendapatkan dana hibah di perubahan 2022 ini senilai Rp500 juta,” bebernya.
Karo Kesra Pemprov Sultra ini menjelaskan, bukan saja struktur yang akan menjadi perhatiannya. Namun pengadaan sekretariat Kahmi Sultra menjadi bagian prioritas. Karena selama ini hanya “menumpang” di Sekretariat HMI.
“Mestinya kita yang memfasilitasi HMI, bukan sebaliknya. Kita sudah terlalu lama telah difasilitasi HMI. Mulai berkader semester 1 ketika mahasiswa, masa sampai sekarang masih di fasilitasi,” jelasnya.
Yusmin menekankan akan secepatnya melakukan pengadaan Sekretariat HMI. Termasuk peningkatan atau suport maksimal kepada Kahmi di daerah agar mendorong pengkaderan yang intens. Karena tanpa pengkaderan atau regenerasi, maka HMI berpotensi mati.
Sebelumnya, Gubernur Sultra Ali Mazi menyampaikan, forum Muswil Kahmi Sultra memiliki tiga aspek penting. Pertama, sebagai forum tertinggi pengambilan keputusan bagi Kahmi wilayah. Kedua, msuwil penanda nilai-nilai demokrasi masih hidup dan berkembang dalam organisasi Kahmi Sultra. Ketiga, muswil untuk menetapkan program dan pengurus baru.
Melalui organisasi Kahmi, diharapkan melahirkan pemikiran-pemikiran cerdas yang memiliki perspektif kemaslahatan umat dan masyarakat, serta figur pengurus yang memiliki kapasitas dan jaringan yang luas, untuk menstimulus peran-peran kongkret Kahmi dalam membangun Sultra bersama pemerintah dan kelompok masyarakat lainnya.
“Saya imbau segenap pengurus dan anggota Kahmi agar terus mengembangkan tradisi intelektual dan ke-Islam-an di Kahmi, serta aktif melakukan kerja-kerja kemasyarakatan, dan tidak terjebak dalam proses-proses yang pragmatis, yang justru mengerdilkan nilai-nilai kekaderan,” ujar Gubernur Ali Mazi saat membuka Muswil Kahmi VI Sultra, kemarin. (kn)






































