KENDARINEWS.COM–Jumlah pengidap penyakit mematikan HIV Aids di Kota Kendari naik signifikan. Dalam sebulan ada 25 kasus baru terdeteksi, hingga jumlah keseluruhan kini mencapai 152 kasus.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari Elffi mengatakan Prilaku seks menyimpang masih menjadi penyumbang terbesar kasus HIV Aids. Olehnya itu pihaknya rutin melakukan skrining terhadap pekerja atau kelompok yang beresiko terpapar HIV Aids.
Skrining ini tak hanya sebagai upaya mencegah penyebaran, namun juga memberi kesempatan bagi Orang Dengan HIV Aids (ODHA) mendapat perawatan kesehatan. “Ada peningkatan yang signifikan dibanding tahun 2021 lalu yang hanya 108 kasus HIV Aids. Kalau sekarang sudah mencapai 152 kasus,” ujar Elffi, Selasa (30/8).
ODHA yang terdeteksi lanjutnya, tidak semuanya merupakan warga Kota Kendari. Beberapa diantaranya adalah pasien rujukan dari daerah. Setelah cek kesehatan, baru terkonfirmasi positif HIV Aids. Sebagian besar ODHA adalah Lelaki Suka Lelaki (LSL)
“Selain SLS, ada juga pekerja seks komersil (PSK), warga binaan bahkan ibu hamil. Kalau ibu biasanya terpapar dari pasangannya. Makanya, kesetiaan penting untuk terhindar dari HIV Aids. ODHA didominasi laki-laki. Kalau perempuan sangat sedikit,” jelasnya. Saat ini, sebanyak 4.813 orang (kelompok beresiko) yang memeriksa kesehatannya. Namun yang baru melakukan tes skiring sebanyak 4.783 orang.
Hasilnya, 152 orang yang dinyatakan positif. Umur ODHA masih di usia produktif antara 20-49 tahun. Orang yang terpapar HIV/AIDS, awalnya tidak merasakan gejala. Pasalnya, masa inkubasi HIV/AIDS 5 tahun setelah terinfeksi.
Gejala yang ditimbulkan dari virus mematikan ini ditandai dengan melemahnya sistem imun tubuh sehingga rentan terserang penyakit. ODHA akan menjalani pengobatan selama enam bulan. Setelah itu, baru akan dilakukan pengecekan kembali apakah virus HIV yang ada di dalam tumbuhnya itu berkurang atau tidak.
“Jika terinfeksi, ODHA akan ditangani secara medis, diberikan penyuluhan dan pembinaan tentang bahaya HIV/AIDS. Kami menyediakan obat secara kontinyu dan menjamin stok obatnya. Alhamdulillah, tidak satupun dari mereka ini menolak untuk melakukan pengobatan, justru mereka sangat antusias sekali,” pungkasnya. (kn)







































