KENDARINEWS.COM– Berdasarkan laporan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara, dalam sepekan, rata-rata, dimusnahkan sebanyak Rp7 miliar uang kartal rupiah tak layak edar.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan (KPwBI) Sultra, Aryo Wibowo T Prasetyo mengatakan, banyaknya uang tak layak edar yang dimusnahkan BI. Dikumpulkan dari berbagai bank yang ada di Sultra. Sehingga nominalnya memang cukup banyak.
“Rata-rata seminggu uang tak layak edar yang dimusnahkan Rp7 miliar. Ini baru di Sultra, belum lagi kita bahas pemusnahan di Surabaya, Bandung, Jakarta. Tentu itu bisa ratusan miliar,” kata Aryo Wibowo, kemarin (5/8).
Dia menerangkan, uang yang dikumpulkan BI, diperoleh dengan mengunjungi langsung bank yang menjadi kas titipan di Sultra. Seperti di Kabupaten Kolaka dan Baubau. Di mana setiap uang rupiah tak layak edar ditukar oleh BI dengan uang layak edar.
“Jadi, uang rupiah tersebut kita tarik dengan mekanisme kas titipan. Terdapat dua tim kita yang keliling di Sultra. Dimana dalam penarikan ini, kita juga bawa uang sempurna sebanyak Rp1 miliar untuk ditukar dengan uang tidak layak edar,” terangnya.
Dia memaparkan, uang tak layak edar yang dimusnahkan BI berupa uang lusuh, uang cacat, serta uang rusak sebagian sebagai upaya meningkatkan kualitas uang di masyarakat. Namun, dia tak menyebutkan secara rinci total uang kartal tak layak edar selama periode Januari hingga Juli 2022.
”Untuk total pasti selama periode tahun ini. Saya belum dapat menyebutkan secara rinci, ” ujarnya.
Dirinya mengimbau masyarakat agar selalu menerapkan budaya Cinta, Bangga, Paham(CBP) Rupiah. Sebab rupiah merupakan salah satu simbol kedaulatan negara. Bahkan, rupiah merupakan satu-satunya alat pembayaran yang sah di wilayah ini.
BI Sultra juga tengah mendorong masyarakat agar beradaptasi dengan transaksi digital melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
“Bila masyarakat Sultra semakin banyak menggunakan nontunai, maka transaksi tunai otomatis akan semakin sedikit dan menurun. Sehingga ini juga bakal berpengaruh dengan potensi uang kartal tak layak edar. Sebab bila transaksi tunai menurun tentu jumlah uang tak layak edar akan menurun,” pungkasnya. (kn)








































