KENDARINEWS.COM — Kabupaten Buton Tengah (Buteng) pada tahun 2021 dijatah Dana Desa (DD) sebesar Rp 65 miliar. Duit negara tersebut digunakan untuk berbagai kebutuhan daerah. Salah satunya yaitu untuk pembangunan fisik alias infrastruktur yang menelan anggaran Rp 21 miliar atau sekira 32,7 persen.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Armin mengatakan, pembangunan fisik yang telah dilakukan meliputi pengadaan fasilitas MCK (mandi-cuci-kakus), pembukaan dan peningkatan jalan usaha tani, jalan lingkungan dan jalan pemukiman, pembangunan sarana dan prasarana (sarpras) wisata desa, sarana olahraga, dan sarana air bersih, rehabilitas polindes dan posyandu, pembangunan pasar desa, serta pemberian bantuan perahu fiber kepada para nelayan. “Sebagian DD digunakan oleh pemerintah desa untuk kegiatan fisik. Jadi, program pembangunannya bervariasi pada setiap desa sesuai dengan kebutuhan masing-masing,” ujar Armin, kemarin.

Di samping itu, DD juga telah dimanfaatkan untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) DD sebesar Rp 27 miliar kepada sekira 7.533 penerima, penanganan Covid-19 sebesar Rp 4 miliar, pendataan desa (profiling desa setiap enam bulan), Rp 1.16 miliar, penyertaan modal desa di lima desa dengan total Rp 698 juta dan penanganan stunting. Kemudian untuk kegiatan nonsarpras berupa bantuan alat pertukangan, bantuan alat tangkap ikan, honor kader posyandu, guru TK, bantuan bibit, ternak ayam, dan ternak sapi sebesar Rp 7.4 miliar. “Total anggaran yang digunakan hanya Rp 62 miliar atau 94,48 persen. Sisa anggaran Rp 3 miliar lebih,” imbuhnya.
Armin mengatakan, sasaran penerima BLT tahun 2021 sebanyak 7.906 orang dengan alokasi anggaran Rp 28 miliar. Namun, karena beberapa alasan, BLT DD hanya berhasil disalurkan sebesar Rp 27 miliar kepada 7.533 penerima. “Penyebabnya karena sebagian dari sasaran merupakan penerima bansos lain, tidak lagi berada di desa karena merantau atau meninggal, serta tidak bersedia divaksin,” tandasnya. (uli/b)








































