Trump Klaim Rusia dan China Lakukan Uji Coba Nuklir Rahasia, AS Akan Ikut Menguji

KENDARINEWS.COM — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim bahwa Rusia dan China telah melakukan uji coba nuklir bawah tanah secara diam-diam, tanpa diketahui publik internasional. Ia menyatakan, sebagai respons atas hal itu, Amerika Serikat juga akan melakukan uji coba nuklir pertamanya dalam lebih dari tiga dekade.

“Rusia sedang menguji coba, dan China juga sedang menguji coba, tetapi mereka tidak membicarakannya,” kata Trump dalam wawancara di program televisi “60 Minutes” yang ditayangkan CBS, Minggu (2/11/2025) waktu setempat, dikutip dari CNBC Indonesia.

“Rusia sedang menguji coba, dan China juga sedang menguji coba, tetapi mereka tidak membicarakannya,” kata Trump dalam wawancara.

“Saya tidak ingin menjadi satu-satunya negara yang tidak melakukan uji coba,” ujarnya, sambil menambahkan Korea Utara dan Pakistan ke dalam daftar negara yang diduga sedang menguji persenjataan mereka, dikutip dari AFP, Senin (3/11/2025).

Ketika ditanya apakah AS berencana meledakkan senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak 1992, Trump secara gamblang menyatakan kesiapannya untuk mengikuti langkah negara lain.

“Saya katakan bahwa kami akan menguji coba senjata nuklir seperti yang dilakukan negara lain, ya,” ujarnya.

Trump menuding sejumlah negara melakukan uji coba secara rahasia di lokasi terpencil, jauh di bawah tanah, sehingga sulit dilacak oleh sensor internasional.

Trump menuding sejumlah negara melakukan uji coba secara rahasia di lokasi terpencil, jauh di bawah tanah, sehingga sulit dilacak oleh sensor internasional.

Amerika Serikat terakhir kali melakukan uji coba nuklir pada tahun 1992, sebelum menandatangani Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBT) pada 1996 — sebuah kesepakatan internasional yang melarang semua ledakan nuklir, baik untuk tujuan militer maupun sipil.

Selama beberapa dekade, hanya Korea Utara yang secara terbuka melakukan uji coba nuklir. Rusia dan China secara resmi belum pernah melakukan uji coba semacam itu sejak masing-masing tahun 1990 dan 1996.

Pernyataan Trump kemudian diklarifikasi oleh Menteri Energi AS Chris Wright, yang menegaskan bahwa pemerintah tidak berencana melakukan ledakan nuklir aktual. Menurutnya, uji coba yang dimaksud adalah pengujian sistem non-kritis.

“Saya pikir uji coba yang kita bicarakan saat ini adalah uji coba sistem. Ini bukan ledakan nuklir,” kata Wright dalam wawancara dengan Fox News, Minggu (2/11/2025).

“Ini yang kami sebut ‘ledakan non-kritis’, jadi kami menguji semua bagian lain dari senjata nuklir untuk memastikan geometri yang tepat, tanpa menghasilkan reaksi nuklir,” lanjutnya.

Komentar Trump muncul hanya beberapa hari setelah Rusia mengumumkan uji coba rudal jelajah bertenaga nuklir Burevestnik dan drone bawah air berkemampuan nuklir Poseidon.
Selain itu, Trump sebelumnya juga memicu kehebohan di Korea Selatan, ketika ia mengumumkan melalui media sosial bahwa AS akan memulai uji coba nuklir menjelang pertemuan puncak dengan Presiden China Xi Jinping. (*)

Tinggalkan Balasan