BPA: Bahan Plastik yang Terselubung Risiko Kesehatan Jangka Panjang

KENDARINEWS.COM–Bisphenol A (BPA) adalah senyawa kimia yang sejak lama digunakan dalam pembuatan plastik polikarbonat dan resin, terutama untuk membuat wadah makanan/minuman dan lapisan dalam kemasan kaleng. Meskipun hadir hampir di setiap rumah tangga, paparan BPA dalam jangka panjang kini semakin menjadi perhatian kesehatan global.

BPA digunakan agar plastik menjadi keras dan tahan lama, serta sebagai pelapis bagian dalam kaleng agar tidak cepat berkarat ataupun bereaksi langsung dengan makanan. Namun, senyawa ini dapat “merembes” ke makanan dan minuman ketika plastik dipanaskan atau terkena kondisi asam/lengkap lama.

Risiko Kesehatan Akibat Paparan BPA

Dilansir dari alodokter, paparan BPA dapat membawa dampak negatif bagi tubuh, diantaranya:

  • Gangguan hormon (endokrin disruptor)
    BPA dapat meniru hormon estrogen dan mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh.
  • Masalah reproduksi dan kesuburan
    Kualitas sperma dan sel telur dapat terpengaruh, serta risiko sindrom ovarium polikistik (PCOS) meningkat.
  • Peradangan kronis dan penyakit metabolik
    Paparan BPA meningkatkan stres oksidatif dan peradangan, yang berkontribusi pada obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
  • Kanker dan pengaruh obat kemoterapi
    Penelitian awal menunjukkan bahwa ekspos BPA tinggi dapat meningkatkan risiko kanker dan mengurangi efektivitas terapi pada beberapa kasus.
  • Dampak pada kehamilan & janin
    Pada ibu hamil, paparan BPA berlebihan bisa menyebabkan komplikasi kehamilan dan gangguan tumbuh kembang janin.
  • Tingginya risiko kematian prematur
    Satu studi menunjukkan bahwa orang dengan kadar BPA urin tertinggi memiliki risiko kematian dini lebih tinggi 51% dibanding mereka dengan kadar rendah, terutama akibat penyakit jantung.

Namun, penting dicatat bahwa beberapa badan regulasi menyebutkan bahwa kadar paparan BPA sehari-hari adalah di bawah ambang aman. Misalnya, FDA menetapkan bahwa dosis hingga 5 mg/kg berat badan per hari dianggap aman. Sementara itu badan Eropa (EFSA) telah meninjau ulang tolerable daily intake (TDI) BPA karena bukti baru yang menunjukkan adanya risiko terhadap sistem imun.

Mulai 19 Desember 2024, Uni Eropa mengumumkan larangan penggunaan BPA pada material kontak makanan (food contact materials) sebagai respons terhadap temuan risiko kesehatan.

Cara Efektif Mengurangi Paparan BPA Sehari-hari

Untuk melindungi diri dan keluarga dari efek buruk BPA, berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:

  1. Gunakan wadah “BPA-free” atau alternatif yang lebih aman
    Pilih produk berbahan kaca, stainless steel, atau plastik yang secara khusus mencantumkan label “BPA free”. Hindari plastik dengan kode daur ulang angka 3 (PVC) atau 7 (Other) yang biasanya berisiko mengandung BPA.
  2. Hindari memanaskan makanan dalam wadah plastik
    Suhu tinggi dapat mempercepat pelepasan BPA dari plastik ke makanan. Gunakan wadah kaca atau logam ketika memanas atau menyimpan makanan panas.
  3. Kurangi konsumsi makanan/beverage dalam kemasan kaleng
    Lapisan dalam kaleng sering menggunakan resin yang mengandung BPA. Jika memungkinkan, pilih produk segar atau kemasan alternatif.
  4. Jangan menyimpan makanan asam atau berminyak di plastik untuk waktu lama
    Karena kondisi ini meningkatkan kemungkinan BPA larut ke makanan.
  5. Cuci tangan dan hindari menyentuh kertas thermal (struk belanja)
    Struk belanja print termal mengandung BPA pada lapisan permukaannya—sebaiknya hindari kontak langsung dan cuci tangan setelah memegang struk.
  6. Ventilasi ruang dalam rumah & kurangi debu
    Debu rumah juga mengandung residu BPA karena plastik rusak; ventilasi baik dan kebersihan udara bisa membantu mengurangi ekspos.(*)

Tinggalkan Balasan