KENDARINEWS.COM–Nyeri pada leher atau tengkuk kerap dianggap sebagai keluhan ringan yang bisa sembuh sendiri. Namun, tidak sedikit kasus yang menunjukkan bahwa sakit leher bisa menjadi tanda awal dari kondisi medis yang lebih serius, mulai dari saraf terjepit hingga infeksi otak.
Meski sebagian besar nyeri leher dapat mereda dalam waktu 2–3 minggu tanpa perawatan khusus, penting untuk mengenali penyebab, gejala yang menyertai, hingga kapan kondisi ini harus segera diperiksakan ke dokter.
Apa Penyebab Nyeri Leher?
Dilansir dari Alodokter, nyeri leher biasanya disebabkan oleh masalah pada otot, sendi, atau saraf di area leher. Beberapa penyebab paling umum meliputi:
- Otot leher tegang karena terlalu lama menunduk, posisi duduk yang buruk, atau membaca sambil tiduran.
- Spondilosis servikal (kerusakan sendi leher) akibat osteoarthritis yang menyebabkan tulang rawan menipis dan timbul pengapuran.
- Saraf kejepit akibat hernia bantalan tulang belakang.
- Cedera fisik, seperti akibat kecelakaan lalu lintas, olahraga ekstrem, atau pukulan pada kepala dan leher.
Selain itu, penyebab yang lebih serius seperti meningitis, rheumatoid arthritis, infeksi, hingga kanker di area leher juga bisa menimbulkan keluhan nyeri yang serupa.
Waspadai Gejala Penyerta
Nyeri leher tidak selalu berdiri sendiri. Beberapa gejala yang bisa menyertai antara lain:
- Pusing
- Sulit menelan atau menggerakkan leher
- Nyeri menjalar ke wajah, bahu, atau punggung
- Tangan mati rasa atau kesemutan
- Pembengkakan kelenjar getah bening
Gejala-gejala tersebut bisa mengindikasikan kondisi saraf yang lebih dalam atau infeksi serius.
Kapan Harus ke Dokter?
Konsultasi ke dokter diperlukan jika:
- Nyeri muncul setelah kecelakaan atau cedera berat
- Nyeri tidak membaik dengan pengobatan ringan
- Muncul gejala seperti mual, muntah, benjolan di leher, sesak napas, atau kelemahan pada lengan/kaki
Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan jika diperlukan, menyarankan pemindaian seperti MRI, CT scan, atau EMG untuk mendeteksi gangguan saraf. Tes darah dan pungsi lumbal juga mungkin dilakukan bila dicurigai adanya infeksi atau peradangan.
Cara Meredakan Nyeri Leher di Rumah
Beberapa langkah awal yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi rasa sakit leher, antara lain:
- Gunakan bantal ergonomis (seperti memory foam)
- Lakukan peregangan leher secara perlahan
- Kompres dingin dan hangat secara bergantian
- Pijat ringan di area leher yang tegang
- Hindari gerakan mendadak pada leher
Jika langkah ini tidak membantu, pengobatan lanjutan dari dokter bisa berupa fisioterapi, terapi listrik TENS, hingga penggunaan neck collar sebagai penyangga saat beraktivitas.
Penanganan Medis dan Operasi
Obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen biasanya cukup efektif untuk kasus ringan. Namun, untuk nyeri yang berat atau kronis, dokter bisa meresepkan:
- Obat pelemas otot
- Obat antidepresan trisiklik
- Suntikan kortikosteroid langsung ke sendi leher
Dalam kasus tertentu yang sudah parah—misalnya akibat saraf terjepit yang tidak membaik dengan terapi dokter dapat merekomendasikan prosedur operasi seperti Anterior Cervical Discectomy and Fusion (ACDF).
Pencegahan Nyeri Leher
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut tips mencegah nyeri leher yang bisa dilakukan sehari-hari:
- Jaga postur tubuh, terutama saat duduk atau bekerja di depan komputer
- Lakukan peregangan leher dan bahu secara rutin
- Hindari menghimpit ponsel antara bahu dan telinga
- Gunakan tempat tidur dan bantal yang mendukung postur leher
- Jangan merokok, karena bisa memperburuk masalah pada otot dan tulang leher
Khusus bagi mereka yang sering membawa beban berat, hindari tas selempang dan gunakan tas punggung dengan beban seimbang.
Pentingnya Asuransi Kesehatan
Meski terlihat sebagai keluhan ringan, penanganan nyeri leher akibat saraf kejepit atau kondisi serius lainnya bisa memerlukan biaya medis yang tinggi. Memiliki asuransi kesehatan yang terpercaya dapat membantu meringankan beban biaya, khususnya jika diperlukan tindakan lanjut seperti MRI, terapi berkala, hingga operasi.(*)
