KENDARINEWS.COM–Membentak anak dengan suara keras kerap dianggap sebagai bentuk kedisiplinan oleh sebagian orangtua. Padahal, menurut para pakar perkembangan anak, tindakan ini justru dapat memberikan dampak negatif jangka panjang terhadap kesehatan mental dan emosional anak.
Seiring pertumbuhan usia, anak mulai menunjukkan perilaku yang kerap memancing emosi orangtua. Sayangnya, tanpa disadari, respons dengan membentak justru memicu berbagai risiko serius.
9 Dampak Buruk Membentak Anak
Berikut adalah beberapa dampak buruk membentak anak yang dilansir dari hellosehat:
- Anak Tidak Mau Mendengarkan Orangtua
Membentak mengaktifkan mekanisme “fight or flight” dalam otak anak. Bukannya patuh, anak justru bisa ketakutan, melawan, atau menarik diri. - Anak Merasa Tidak Berharga
Anak yang sering dibentak cenderung merasa tidak disayangi. Hal ini bisa menghambat rasa percaya dirinya dan mengganggu perkembangan emosionalnya. - Termasuk Bentuk Penindasan Emosional
Menurut para ahli, membentak termasuk bentuk bullying secara verbal yang bisa meninggalkan luka psikologis. - Hubungan Orangtua-Anak Menjadi Renggang
Bentakan bisa membuat anak merasa dijauhi dan tidak dimengerti, sehingga enggan membuka diri kepada orangtua. - Hilangnya Rasa Hormat Anak kepada Orangtua
Rasa tidak dihargai membuat anak tumbuh dengan emosi negatif terhadap orangtuanya. - Perilaku Anak Jadi Agresif
Penelitian dari jurnal Child Development menunjukkan bahwa anak yang dibentak cenderung meniru perilaku agresif dalam menyelesaikan konflik. - Menurunkan Kepercayaan Diri Anak
Apalagi jika dibarengi dengan kata-kata kasar, anak bisa tumbuh dengan rasa minder dan kegelisahan berlebihan. - Anak Menjadi Tertutup dan Takut Bicara
Anak takut untuk berbicara atau mengungkapkan perasaan karena khawatir mendapatkan respons negatif. - Trauma Jangka Panjang
Anak yang terus-menerus dibentak berisiko mengalami gangguan mental seperti kecemasan, depresi, hingga kesulitan dalam hubungan sosial saat dewasa.
Lalu, Apa yang Harus Dilakukan Jika Sudah Terlanjur Membentak?
Psikolog anak menyarankan beberapa langkah untuk memperbaiki situasi, antara lain:
- Minta maaf dengan tulus
Tunjukkan bahwa Anda menyesal dan akui bahwa membentak bukan cara yang benar. - Berkomunikasi dengan lembut
Berikan kesempatan anak untuk menjelaskan perasaannya. - Tunjukkan kasih sayang secara fisik
Peluk anak dan katakan bahwa Anda mencintainya. - Luangkan waktu berkualitas bersama
Aktivitas sederhana seperti bermain atau membaca bersama bisa mempererat hubungan kembali.
Orangtua Perlu Sadari Peran Sebagai Figur Emosional Utama Anak
Membesarkan anak memang bukan hal yang mudah, tapi pola komunikasi yang penuh empati, sabar, dan penuh cinta akan membentuk generasi yang kuat secara mental dan emosional. Jangan tunggu sampai hubungan dengan anak renggang untuk mulai berubah.(*)