KENDARINEWS.COM–Minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Berdasarkan data dari UNESCO, Indonesia menempati urutan kedua terbawah dalam hal literasi, dengan angka mengejutkan: hanya 0,001 persen. Artinya, dari setiap 1.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang benar-benar rajin membaca.
Rendahnya minat baca ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kurangnya ketertarikan terhadap topik yang dibaca, gangguan dari teknologi dan media sosial, hingga kebiasaan multitasking yang melemahkan fokus dan konsentrasi.
Padahal, membaca buku bukan hanya soal menambah wawasan. Aktivitas ini juga mampu melatih berpikir kritis, meningkatkan kreativitas, memperkaya kosakata, hingga menjadi sarana relaksasi yang ampuh untuk mengurangi stres.
Lalu, bagaimana cara membangun kembali kebiasaan membaca di tengah derasnya distraksi digital saat ini? Dilansir dari karier.bisnisindonesia.id, berikut 5 tips sederhana namun efektif yang bisa mulai kamu terapkan hari ini:
1. Pilih Buku yang Sesuai Minat
Mulailah dengan membaca buku yang benar-benar kamu sukai, entah itu soal hobi, pengembangan diri, hingga novel fiksi. Buku yang relevan akan membuatmu lebih betah dan termotivasi untuk terus membaca.
2. Tetapkan Waktu Khusus
Sediakan waktu rutin setiap hari, meski hanya 10-15 menit. Konsistensi akan membantu membentuk kebiasaan yang kuat. Waktu terbaik biasanya di pagi hari atau sebelum tidur malam.
3. Buat Target Realistis
Jangan terburu-buru. Mulailah dengan target ringan seperti membaca satu bab per hari atau menyelesaikan satu buku per bulan. Target yang ringan akan terasa lebih menyenangkan dan bisa meningkatkan rasa pencapaian.
4. Kurangi Gangguan Digital
Matikan notifikasi dan jauhkan gadget selama waktu membaca. Gangguan sekecil apapun bisa memecah konsentrasi dan membuatmu kehilangan momentum dalam memahami bacaan.
5. Gabung Komunitas Buku
Diskusi dengan sesama pembaca bisa menumbuhkan motivasi dan memperluas sudut pandang. Klub buku juga sering kali memberikan rekomendasi bacaan menarik yang belum pernah kamu temukan sebelumnya.
Kesimpulan:
Meningkatkan budaya literasi tidak harus dimulai dari hal besar. Dengan langkah-langkah kecil dan konsisten, kita semua bisa ikut berkontribusi membangun generasi pembaca yang lebih cerdas, kritis, dan terbuka wawasannya.(*)








































