KENDARINEWS.COM–Belanja online kini bukan hanya sekadar tren, melainkan sudah menjadi bagian dari gaya hidup modern. Dari kebutuhan harian hingga barang mewah, semua bisa dibeli hanya dalam beberapa klik. Namun di balik kemudahannya, muncul fenomena yang mengkhawatirkan: kecanduan belanja online, atau dalam dunia psikologi dikenal sebagai Compulsive Buying Disorder (CBD).
Apa Itu Kecanduan Belanja Online?
Kecanduan belanja online adalah kondisi psikologis di mana seseorang merasa terdorong untuk berbelanja secara impulsif dan tidak terkendali, meski barang yang dibeli sebenarnya tidak dibutuhkan. Aktivitas ini sering menjadi pelarian dari stres, kecemasan, atau emosi negatif lainnya.
Tanda-Tanda Kamu Sudah Kecanduan Belanja Online
Mungkin kamu berpikir itu hanya “sekadar memanjakan diri”, tapi jika kamu mengalami beberapa hal berikut, bisa jadi kamu sudah kecanduan:
- Belanja di Luar Kendali
Tak lagi mempertimbangkan kebutuhan. Semua terlihat menarik, semua ingin dibeli. - Tidak Bisa Menahan Diri
Niat berhenti, tapi malah checkout keranjang lebih banyak dari sebelumnya. - Didorong Perasaan Negatif
Cemas, bosan, atau stres? Kamu langsung buka aplikasi e-commerce. - Menghabiskan Waktu dan Uang Berlebihan
Tak sadar sudah scrolling 3 jam, uang gajian tinggal separuh, dan barang belum tentu digunakan. - Rasa Bersalah Setelah Belanja
Usai transaksi, bukan bahagia yang datang, tapi rasa malu dan penyesalan—namun tetap diulangi lagi.
Apa Penyebabnya?
Dilansor dari hellosehat, meski belum diketahui secara pasti, para ahli menyebut beberapa faktor penyebab kecanduan belanja online, antara lain:
- Mencari Kebahagiaan Instan
Barang baru = rasa senang. Tapi hanya sementara. - Kebutuhan Emosional
Belanja menjadi pelarian dari kesepian, stres, atau tekanan hidup. - Masalah Kesehatan Mental
Kecemasan, depresi, atau trauma masa lalu bisa mendorong perilaku konsumtif. - Gangguan Kontrol Impuls
Tidak bisa menolak “diskon 90% hari ini saja!” atau “flash sale dalam 1 menit lagi!”
Dampak Buruk Kecanduan Belanja Online
Jika dibiarkan, kecanduan ini dapat memicu:
- Masalah keuangan serius (tagihan menumpuk, utang, kartu kredit limit habis)
- Gangguan emosional seperti cemas, depresi, dan rendah diri
- Konflik sosial dengan keluarga, pasangan, atau rekan kerja
- Menurunnya produktivitas karena terlalu fokus mencari promo
Cara Mengatasi Kecanduan Belanja Online
Kamu bisa mulai dengan langkah-langkah kecil namun penting berikut ini:
- Kenali Akar Permasalahannya
Apakah kamu belanja karena bosan, stres, atau sekadar iseng? Hadapi masalah utamanya. - Buat Anggaran dan Daftar Pengeluaran
Catat setiap pembelian. Evaluasi setiap minggu atau bulan. - Hindari Fasilitas “PayLater” dan Kartu Kredit
Gunakan metode pembayaran COD agar kamu bisa berpikir dua kali sebelum membeli. - Uninstall Aplikasi E-Commerce Sementara
Atau, matikan notifikasi promo yang menggoda. - Konsultasi dengan Psikolog
Jika perilaku ini sudah sangat mengganggu, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.
Kesimpulan
Belanja online pada dasarnya adalah fasilitas yang mempermudah hidup. Namun ketika tak lagi bisa dikendalikan, itu bisa menjadi bom waktu bagi keuangan dan kesehatan mental. Kenali tanda-tandanya sedini mungkin dan lakukan langkah pencegahan sebelum kecanduan ini menguasai hidupmu.
“Barang bisa dibeli, tapi kedamaian hati dan stabilitas hidup tidak bisa dicicil. Bijaklah dalam berbelanja.”(*)








































