KENDARINEWS.COM–Ngelem, istilah yang mungkin sudah tidak asing lagi di telinga sebagian masyarakat Indonesia, merujuk pada kebiasaan menghirup lem sebagai bentuk penyalahgunaan zat. Meski terdengar sepele, fenomena ini makin mengkhawatirkan karena banyak terjadi di kalangan remaja.
Lem yang digunakan mengandung zat kimia berbahaya, termasuk Lysergic Acid Diethylamide (LSD), yang memicu efek halusinasi layaknya narkotika. Lem juga seringkali mengandung toluena dan naftalena zat yang diketahui sangat beracun jika terhirup dalam jangka panjang.
Apa Itu Ngelem?
Ngelem atau glue sniffing adalah tindakan menghirup bahan kimia yang mudah menguap, seperti lem, tip-ex, bensin, atau cairan pembersih, untuk mendapatkan efek “fly” atau euforia. Meski efeknya sementara, kerusakan jangka panjang yang ditimbulkannya sangat serius dan bahkan mematikan.
Ciri-Ciri Orang yang Kecanduan Ngelem
Orang yang terbiasa ngelem bisa dikenali dari tanda-tanda berikut:
- Bau lem menyengat dari tubuh
- Mata merah, berair, dan sering meler
- Mimisan atau iritasi di sekitar hidung/mulut
- Mudah gelisah, apatis, dan berbicara tidak jelas
- Penurunan berat badan dan kebersihan diri yang buruk
- Menyimpan produk inhalan di tempat pribadi
Bahaya Ngelem bagi Kesehatan
Meski ngelem memberi sensasi sesaat, dampak jangka panjangnya bisa sangat fatal. Berikut adalah efek buruk yang telah dibuktikan oleh berbagai studi medis yang dilansir dari hellosehat:
1. Gangguan Pernapasan
Sebuah studi dalam Journal of Nepal Medical Association menemukan kasus pneumotoraks (paru-paru kolaps) pada remaja yang rutin ngelem. Ini disebabkan trauma paru akibat proses menghirup zat kimia berulang kali.
2. Kerusakan Otak
Zat toluena dan naftalena dalam lem merusak selubung mielin yang melindungi saraf otak. Akibatnya, terjadi gangguan neurologis seperti linglung, kehilangan keseimbangan, dan gangguan indra tubuh.
3. Gagal Ginjal
Toluena dapat menyumbat aliran darah ke ginjal dan mempercepat dehidrasi, menyebabkan kerusakan ginjal permanen. Ginjal harus bekerja lebih keras, yang lama-lama bisa menyebabkan gagal ginjal kronis.
4. Aritmia dan Kematian Mendadak
Kebiasaan ngelem meningkatkan sensitivitas jantung terhadap stres kimia, memicu aritmia atau detak jantung tidak teratur. Dalam kasus ekstrem, bisa menyebabkan kematian mendadak, yang dikenal sebagai Sudden Sniffing Death Syndrome (SSDS).
Mengapa Remaja Rentan Ngelem?
- Murah dan mudah didapat: Lem dan produk inhalan tersedia bebas di toko-toko.
- Tekanan teman sebaya: Banyak remaja mencoba karena pengaruh lingkungan.
- Kurangnya edukasi: Minimnya pemahaman tentang bahaya zat inhalan membuat mereka meremehkan risikonya.
- Rasa ingin tahu tinggi: Usia remaja adalah masa eksplorasi, dan ini menjadi pintu masuk perilaku berisiko.
Cara Mengatasi dan Mencegah Kebiasaan Ngelem
1. Penanganan Medis dan Psikologis
Pengguna yang sudah kecanduan memerlukan evaluasi fisik lengkap, termasuk tes neurologis dan fungsi organ dalam.
Langkah lanjutan meliputi konsultasi psikologis, rehabilitasi adiksi, dan dukungan keluarga.
2. Peran Keluarga Sangat Penting
- Edukasi sejak dini tentang bahaya zat adiktif
- Bangun komunikasi terbuka dengan anak
- Awasi lingkungan pergaulan
- Cari bantuan profesional jika anak mulai menunjukkan tanda-tanda ketergantungan
Kesimpulan
Fenomena ngelem bukan sekadar “kebiasaan aneh” anak jalanan, tapi sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang nyata. Dampaknya bisa setara bahkan lebih parah dari penyalahgunaan narkoba lainnya. Murah, tapi mematikan.
Mari waspadai dan hentikan sejak dini!(*)








































