KENDARINEWS.COM–Pernahkah Anda merasa mendengar suara padahal tidak ada siapa-siapa? Atau mencium aroma menyengat yang tak dirasakan orang lain? Hati-hati, bisa jadi itu adalah halusinasi, sebuah gangguan persepsi yang serius dan tak bisa dianggap remeh.
Halusinasi terjadi ketika otak menciptakan sensasi yang terasa nyata, meski tidak ada rangsangan dari dunia luar. Ini bukan sekadar imajinasi atau mimpi sesaat, tetapi gejala nyata dari berbagai kondisi medis dan kejiwaan, yang dapat membahayakan penderitanya maupun orang di sekitarnya.
Apa Itu Halusinasi?
Halusinasi adalah kondisi ketika seseorang melihat, mendengar, mencium, merasakan, atau disentuh oleh sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Meskipun tidak nyata, sensasi ini terasa sangat meyakinkan bagi penderitanya.
Dalam banyak kasus, penderita tidak menyadari bahwa apa yang mereka alami hanyalah ilusi. Akibatnya, mereka bisa mengalami kesulitan dalam beraktivitas, bahkan bisa melakukan tindakan yang membahayakan.
Penyebab Halusinasi
Dilansir dari alodokter, halusinasi bisa disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya:
- Gangguan kejiwaan: skizofrenia, gangguan bipolar, delusi, depresi berat dengan psikosis.
- Penyakit saraf dan otak: Alzheimer, Parkinson, stroke, epilepsi, migrain dengan aura.
- Efek obat atau zat adiktif: alkohol, kokain, amfetamin, heroin, serta efek samping obat-obatan tertentu.
- Gangguan fisik berat: gagal ginjal, gangguan hati stadium lanjut, HIV/AIDS, kanker otak.
- Gangguan tidur: narkolepsi.
- Kondisi lain: demam tinggi, ketidakseimbangan elektrolit, cedera kepala berat, kelainan asam-basa.
Jenis-Jenis Halusinasi yang Perlu Diwaspadai
- Halusinasi Pendengaran (Auditorik)
Mendengar suara yang tidak nyata, seperti orang berbicara, musik, atau suara langkah kaki. Umum pada penderita skizofrenia dan demensia. - Halusinasi Penglihatan (Visual)
Melihat sosok, cahaya, atau objek yang tidak ada. Misalnya, melihat orang di ruangan kosong. - Halusinasi Penciuman (Olfaktori)
Mencium aroma wangi atau bau busuk yang tidak terdeteksi oleh orang lain. - Halusinasi Pengecapan (Gustatorik)
Merasakan rasa aneh, seperti rasa logam dalam makanan atau minuman yang sebenarnya normal. - Halusinasi Sentuhan (Taktil)
Merasa disentuh, digelitik, atau seperti ada serangga merayap di kulit—padahal tidak ada apa-apa.
Halusinasi Sementara: Saat Duka Mendalam Menyusup ke Alam Bawah Sadar
Tidak semua halusinasi bersifat kronis. Beberapa orang yang kehilangan orang terdekat kadang mengalami halusinasi sementara—misalnya mendengar suara atau melihat bayangan orang yang telah meninggal. Ini adalah reaksi psikologis terhadap kesedihan mendalam dan umumnya akan hilang seiring waktu.
Penanganan Halusinasi
Gangguan halusinasi bukan kondisi sepele dan memerlukan perhatian medis serius. Pemeriksaan oleh psikiater sangat dianjurkan untuk mengetahui penyebab pasti dan memberikan penanganan yang sesuai. Obat-obatan antipsikotik, terapi kognitif, dan pendekatan psikososial umumnya digunakan dalam pengobatan.
Selain itu, penderita tidak disarankan hidup sendiri, mengingat risiko membahayakan diri sendiri atau orang lain.(*)








































