KENDARINEWS.COM–Meski kerap dipromosikan sebagai “alternatif yang lebih aman” dari rokok tembakau, vape atau rokok elektrik justru menimbulkan ancaman kesehatan yang tak kalah serius. Dari kecanduan nikotin hingga risiko penyakit jantung dan paru-paru, bukti-bukti medis menunjukkan bahwa vape bukanlah solusi, tapi justru masalah baru.
Banyak orang—terutama remaja—terjebak oleh aroma buah-buahan yang menggoda dari liquid vape, tanpa sadar bahwa cairan tersebut tetap mengandung nikotin, zat adiktif yang sama berbahayanya seperti yang ada pada rokok biasa.
Dilansir dari hellosehat, berikut ini penjelasan terbaru mengenai berbagai bahaya penggunaan vape, berdasarkan hasil penelitian terkini dan peringatan dari lembaga kesehatan global.
1. Kandungan Nikotin Tetap Membuat Kecanduan
Meskipun tidak berasap seperti rokok biasa, vape tetap mengandung nikotin dalam jumlah tinggi, terutama pada perangkat dengan tegangan besar. Hal ini justru meningkatkan risiko kecanduan nikotin, yang bisa menyebabkan gejala seperti mual, gelisah, hingga sulit berkonsentrasi saat mencoba berhenti.
Nikotin bekerja langsung ke otak, menciptakan rasa senang sesaat, namun membawa dampak jangka panjang berupa ketergantungan.
2. Otak Remaja Jadi Korban Utama
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), nikotin dari vape bisa merusak perkembangan otak pada remaja—terutama area yang mengatur konsentrasi, kontrol emosi, hingga kemampuan belajar. Padahal, perkembangan otak masih berlangsung hingga usia 25 tahun.
Bahaya ini menjadikan vape sangat tidak aman bagi pelajar dan mahasiswa, meskipun mereka tidak mengonsumsi rokok konvensional.
3. Serius! Vape Bisa Rusak Paru-Paru
Cairan vape mengandung bahan kimia seperti acrolein dan diacetyl yang terbukti menyebabkan kerusakan serius pada paru-paru. Efek jangka panjangnya termasuk asma, chronic obstructive pulmonary disease (COPD), dan kerusakan permanen pada jaringan paru.
Lebih mengkhawatirkan lagi, perasa buatan yang digunakan untuk memberi aroma pada vape bisa bersifat toksik jika dihirup secara terus-menerus.
4. Ancaman Diam-diam pada Jantung
Uap nikotin dari vape dapat meningkatkan hormon adrenalin dalam tubuh, yang memicu lonjakan detak jantung dan tekanan darah. Bila terjadi terus-menerus, ini bisa menyebabkan serangan jantung mendadak, bahkan kematian.
Rokok elektrik bukanlah “pelarian aman” bagi perokok, melainkan jalan pintas menuju gangguan kardiovaskular yang berbahaya.
5. Risiko Keracunan Nikotin yang Mematikan
Satu botol kecil cairan vape bisa mengandung nikotin hingga 100 mg—jauh lebih tinggi dari batas aman bagi manusia. Jika tertelan, terutama oleh anak-anak, risiko keracunan akut sangat tinggi, dengan gejala mulai dari muntah, kejang, hingga kematian.
Ini bukan ancaman sepele, terutama bagi keluarga dengan anak kecil di rumah.
Vape Bukan Solusi Berhenti Merokok
Banyak orang menggunakan vape dengan harapan bisa berhenti merokok. Namun, tanpa kontrol medis, penggunaan vape justru bisa memperpanjang kecanduan nikotin atau bahkan memperparahnya.
Jika Anda serius ingin berhenti merokok, pendekatan yang lebih efektif adalah:
Kesimpulan: Lebih Aman Berhenti Sekarang
Vape bukan pilihan yang lebih baik. Rokok elektronik membawa risiko yang sama, bahkan bisa lebih besar, karena pengguna sering merasa “aman” dan akhirnya menggunakannya lebih sering.
Langkah terbaik untuk melindungi diri dan keluarga dari bahaya vape adalah tidak memulai, atau berhenti sekarang juga. Ingat, kesehatan tidak bisa ditawar hanya karena tren sesaat.(*)








































