KENDARINEWS.COM — Tidak sedikit orangtua yang dibuat kewalahan saat menghadapi anak yang susah diatur. Perilaku seperti membangkang, tidak mendengarkan, atau bahkan melawan sering kali memancing emosi. Namun, tahukah Anda bahwa pendekatan yang penuh emosi justru bisa memperburuk keadaan?
Menurut sejumlah pakar parenting, anak yang sulit diatur sering kali hanya butuh ruang untuk dipahami — bukan dimarahi. Di sinilah pentingnya komunikasi yang tepat dan strategi pengasuhan yang lebih bijak.
Simak delapan cara yang bisa Anda terapkan agar hubungan dengan anak lebih harmonis dan mereka lebih mudah diarahkan yang dilansir dari hellosehat:
1. Ubah “Tidak” Menjadi “Ya yang Ditunda”
Daripada langsung melarang, cobalah menyampaikan batasan dengan cara yang lebih positif. Misalnya, saat anak meminta es krim menjelang makan malam, Anda bisa bilang, “Boleh, tapi setelah makan malam, ya.”
Ini membuat anak merasa didengar tanpa kehilangan kendali sebagai orangtua.
2. Beri Alasan, Bukan Sekadar Larangan
Anak sering menolak karena tidak mengerti alasan di balik larangan. Jelaskan dengan sederhana.
Contoh: “Kalau kamu main hujan-hujanan, nanti bisa sakit dan nggak bisa sekolah besok.”
Dengan memberi alasan, Anda membantu anak belajar berpikir logis dan terbiasa mempertimbangkan konsekuensi.
3. Suara Lembut Justru Lebih Didengar
Banyak orangtua berpikir suara keras = anak patuh. Nyatanya, suara keras justru membuat anak menutup diri.
Sebaliknya, berbicaralah dengan pelan dan jelas. Ini memberi kesan bahwa Anda mengontrol emosi, sekaligus mengajarkan anak untuk mendengarkan.
4. Hindari Hukuman, Fokus pada Disiplin
Menghukum anak bisa melahirkan rasa takut atau perlawanan, bukan kesadaran.
Alih-alih menghukum, bantu anak memahami kesalahan dan ajari cara memperbaikinya. Fokus pada pembentukan karakter, bukan pembalasan.
5. Jangan Berbohong, Anak Itu Ingat Janji!
Bohong putih seperti “Nanti beli mainannya besok, ya” bisa merusak kepercayaan anak.
Sekali anak tahu Anda tidak menepati janji, mereka akan lebih sulit mempercayai dan menuruti Anda ke depannya.
6. Hindari Memaksa Kehendak
Anak yang dipaksa akan lebih cenderung melawan.
Beri mereka ruang untuk berdiskusi dan membuat pilihan. Ini tidak hanya mengurangi konflik, tetapi juga membangun rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri.
7. Kendalikan Emosi Anda
Anak susah diatur memang menguji kesabaran. Namun, kemampuan Anda untuk tetap tenang adalah kunci untuk mengubah situasi.
Ambil napas dalam-dalam, beri jeda sebelum merespons, dan jangan ragu untuk mundur sejenak jika emosi memuncak.
8. Konsistensi = Kunci Keberhasilan
Aturan yang berubah-ubah hanya akan membuat anak bingung dan tidak hormat pada batasan.
Jika Anda mengatakan “tidak boleh nonton setelah jam 8 malam,” pastikan aturan itu ditegakkan setiap hari — bukan hanya saat Anda sedang tidak sibuk.
Kesimpulan:
Anak yang susah diatur bukan berarti anak yang nakal. Mereka adalah individu yang sedang belajar memahami dunia — dan orangtua adalah guru pertamanya. Dengan pendekatan yang lebih tenang, konsisten, dan penuh pengertian, Anda bisa membimbing anak tumbuh menjadi pribadi yang lebih kooperatif dan percaya diri.(*)








































