KENDARINEWS.COM-Sulawesi Tenggara (Sultra) pernah tercatat sebagai sentra produksi kakao terbesar di Indonesia. Kejayaan itu kini dibangkitkan kembali. Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra mendorong pengembangan sektor perkebunan yang kini menjadi perhatian duet Andi Sumangerukka (ASR)-Hugua guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra LM. Rusdin Jaya, mengejawantahkan misi ASR-Hugua untuk mengembalikan kejayaan kakao Sultra melalui program Pengembangan Perkebunan Kakao Rakyat (Pakar).
Meski baru sekira lima bulan memimpin Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra, ia paham bagaimana meningkatkan gairah masyarakat petani untuk memaksimalkan produksi kakao, sesuai visi misi Gubernur ASR untuk menguatkan sektor pangan dan mewujudkan hilirisasi perkebunan Sultra. Salah satunya taman kakao.
Mantan Kepala Dinas Peternakan dan Tanaman Pangan itu intens bergerak, selain membenahi tata kelola organisasi perangkat daerah yang ia pimpin, ia juga mendorong kemajuan petani.
Sejak diamanahkan memimpin Dinas Perkebunan dan Hortikultura, Rusdin tak pernah diam di balik meja. Ia turun lapangan, menemui petani dan menyerap keluh kesah mereka. Curhat petani ia tampung dan jawab melalui program kerja yang pro kesejahteraan petani. Program Pakar, ia anggap menjadi salah satu solusi persoalan yang dihadapi petani.
Hilirisasi kakao untuk meningkatkan nilai tambah komoditas kakao dengan mengolahnya menjadi produk bernilai ekonomi lebih tinggi, bukan hanya menjual biji kakao mentah. Upaya ini mencakup pengembangan industri pengolahan kakao dalam provinsi, seperti membuat cokelat atau produk turunannya, serta berfokus pada penciptaan nilai tambah di tingkat lokal untuk pertumbuhan ekonomi petani. (ris)
