KENDARINEWS.COM–Sulawesi Tenggara (Sultra) menyimpan harta karun bawah tanah. Provinsi ini memiliki potensi tambang logam terbesar di Indonesia, dengan lebih dari 65 juta ton sumber daya logam dan 20,96 juta ton cadangan teridentifikasi tersebar di 209 lokasi pertambangan.
Data mengejutkan ini diungkap Gubernur Sultra, Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, saat membuka rapat koordinasi sektor pertambangan di Kendari, Rabu (30/7).
Gubernur Andi Sumangerukka menekankan pentingnya pengelolaan yang bertanggung jawab agar kekayaan alam ini benar-benar mensejahterakan masyarakat Sultra.
“Jika transparan dan akuntabel, kita tak akan jadi nomor dua dari belakang dalam pendapatan daerah,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya kepatuhan perusahaan tambang terhadap regulasi, pembayaran pajak tepat waktu, reklamasi, hubungan harmonis dengan masyarakat, dan pelestarian lingkungan.
Bukan hanya logam, Sultra juga kaya akan mineral bukan logam. Gubernur mengumumkan penerbitan RKAB 2024-2026 untuk 16 IUP mineral bukan logam dan batuan, dengan proyeksi produksi yang menjanjikan, seperti 2 juta m³ batuan per tahun dari PT Ilyas Karya dan 1,04 juta ton batu gamping per tahun dari PT Citra Khusuma Sultra. Bahkan, PT Naga Mas Sultra dan PT Hangtian Nur Cahaya telah mengamankan pasar pasir kuarsa hingga 427.500 ton per tahun.
Namun, di balik potensi besar ini, terdapat tantangan. Gubernur menyoroti 88 IPPKH (Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan) seluas 43.262 hektare yang berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan. Ia menegaskan komitmen untuk memperkuat pengawasan dan menuntut tanggung jawab lingkungan dari perusahaan tambang.
Dalam upaya menyelamatkan aset daerah, Gubernur juga fokus pada penertiban 16 bidang aset strategis, termasuk tanah bernilai tinggi di kawasan Nanga-Nanga dan Bunga Seroja. Kolaborasi dengan KPK RI dan berbagai pihak terkait menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga keseimbangan antara ekonomi dan penegakan hukum.
“Kita bukan mencari popularitas, tapi membangun warisan untuk masa depan Sultra yang Maju, Aman, Sejahtera, dan Religius,” tegas Gubernur Andi Sumangerukka.
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh berbagai instansi penting, termasuk KPK RI, Kementerian ESDM, Kementerian LHK, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, menunjukkan komitmen serius dalam pengelolaan potensi tambang Sultra.






































