KENDARINEWS.COM–– Di tengah gejolak harga pangan nasional, Perum Bulog Sulawesi Tenggara (Sultra) bergerak cepat menstabilkan harga beras. Sejak 8 Juli 2025, sebanyak 11.700 ton beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) telah didistribusikan ke seluruh pasar di Sultra, dimulai dari Pasar Mandonga, Kendari.
Kepala Bulog Kanwil Sultra, Siti Mardati Saing, menjelaskan langkah ini sebagai implementasi arahan Badan Pangan Nasional untuk menjaga ketersediaan dan harga beras yang terjangkau.
“Distribusi di Kendari dimulai dengan alokasi 1.600 ton. Total stok Bulog Sultra saat ini mencapai 76.000 ton, cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga 30 bulan ke depan,” ungkap Siti Mardati saat memantau distribusi di Pasar Mandonga, Kamis (17/7/2025).
Bulog tak hanya menyalurkan beras, tetapi juga memastikan distribusi sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) dan dalam kemasan utuh. Pengecer yang terlibat telah menandatangani komitmen untuk tidak membuka kemasan atau melakukan pengoplosan, dengan sanksi tegas bagi pelanggar.
Transparansi menjadi kunci. Sistem pemesanan beras dilakukan melalui aplikasi Klik SPHP, dengan 20 pengecer di Pasar Mandonga telah terverifikasi dan memiliki akses. Kolaborasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Polresta Kendari memastikan pengawasan ketat di lapangan.
Distribusi beras SPHP tak hanya terbatas pada pasar besar. Pemerintah Kota Kendari, melalui Dinas Ketahanan Pangan, memperluas penyaluran hingga ke tingkat kelurahan melalui kios pangan binaan. Sebanyak 15 penyalur telah diverifikasi dan akan mendapatkan akses Klik SPHP.
“Sinergi Bulog, Pemkot Kendari, dan Polresta Kendari memastikan beras SPHP sampai ke warga, terutama kelompok ekonomi rentan,” jelas Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Kendari, Abdul Rauf.
Polisi juga turut aktif mengawasi distribusi untuk mencegah penyimpangan. Kanit Ekonomi Sat Intelkam Polresta Kendari, Ipda Ridwan, menegaskan komitmen untuk memastikan proses distribusi berjalan aman dan adil.
Sistem Klik SPHP yang berbasis digital menjamin transparansi dan kemudahan pelacakan distribusi. Dengan pendekatan sistematis dan kolaboratif ini, pemerintah optimistis harga beras akan stabil dan masyarakat tetap memiliki akses terhadap pangan pokok yang terjangkau.
