KENDARINEWS.COM–Sebanyak 440 ampul obat keras jenis Fentanyl dilaporkan hilang dari gudang penyimpanan milik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari. Fentanyl merupakan obat bius yang tergolong narkotika karena memiliki efek analgesik sangat kuat dan umumnya digunakan untuk pasien kanker atau pasca-operasi.
Direktur Utama RSUD Kota Kendari, dr. Sukirman, mengonfirmasi hilangnya obat tersebut dan menyatakan bahwa seluruh jajaran manajemen rumah sakit turut bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
“Supaya semua merasa memiliki tanggung jawab, maka kami sepakat untuk menanggung kerugian ini secara bersama. Saya sebagai direktur, pejabat lain, serta pihak-pihak yang terlibat langsung atau tidak langsung, semua turut bertanggung jawab,” ujar dr. Sukirman saat ditemui, Kamis (10/4).
Menurutnya, nilai kerugian akibat hilangnya ratusan ampul Fentanyl tersebut diperkirakan mencapai Rp8 juta. Sebagai bentuk tanggung jawab bersama, manajemen RSUD Kendari sepakat mengumpulkan iuran sekitar Rp100 ribu per orang.
Insiden ini diketahui terjadi saat libur Idulfitri 1446 Hijriah, ketika aktivitas rumah sakit menurun dan hanya layanan unit gawat darurat (UGD) yang tetap beroperasi. Situasi sepi diduga dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk melakukan aksi pencurian.
Lebih lanjut, dr. Sukirman mengakui bahwa sebelum kejadian, RSUD Kendari belum memiliki sistem pengamanan 24 jam khusus untuk area gudang obat. Petugas keamanan sebelumnya hanya difokuskan pada area UGD dan ICU.
“Setelah kejadian ini, kami langsung mengambil langkah untuk menempatkan petugas sekuriti secara penuh selama 24 jam di area gudang,” tegasnya.
Kasus kehilangan Fentanyl ini saat ini sedang dalam proses penyelidikan oleh Polresta Kendari. Pihak rumah sakit juga telah menyerahkan seluruh informasi terkait kepada aparat kepolisian untuk mendukung pengungkapan kasus.
“Saya berharap pelakunya bisa segera tertangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku,” pungkas dr. Sukirman.







































