Impor Sultra Meningkat Didominasi Bahan Bakar Mineral

KENDARINEWS.COM—Aktivitas impor di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menunjukkan tren peningkatan signifikan pada Desember 2024. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara mencatat nilai impor mencapai US$129,22 juta, naik sebesar 26,40 persen dibandingkan November 2024. Volume impor tercatat sebesar 360,38 ribu ton, mengalami peningkatan sebesar 1,95 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Plt Kepala BPS Sultra, Surianti Toar, mengatakan meski nilai impor meningkat secara bulanan, jika dibandingkan dengan Desember tahun sebelumnya, justru mengalami penurunan.

“Nilai impor Desember 2024 memang mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, jika dibandingkan secara tahunan, terdapat penurunan sebesar 29,58 persen,” ungkapnya

Komoditas yang diimpor didominasi oleh bahan baku industri, terutama kelompok bahan bakar mineral, mesin-mesin/pesawat mekanik, mesin/peralatan listrik, perabot, penerangan rumah, serta garam, belerang, dan kapur.

Surianti menjelaskan, dari total nilai impor Desember 2024, kontribusi terbesar berasal dari bahan bakar mineral senilai US$104,81 juta atau 81,11 persen dari total impor. Posisi kedua ditempati oleh mesin-mesin/pesawat mekanik dengan nilai impor US$8,93 juta atau 6,91 persen. 

“Dilihat dari perkembangan per golongan barang, impor bahan bakar mineral meningkat signifikan senilai US$46,22 juta atau 78,89 persen dibandingkan November 2024,” katanya.

Peningkatan nilai impor juga terjadi dari negara-negara pemasok utama, terutama Singapura dan Rusia. Nilai impor dari Singapura meningkat sebesar 160,71 persen atau US$42,72 juta. Sementara itu, nilai impor dari Rusia melonjak 406,98 persen, setara dengan US$10,13 juta.

“Selama Desember 2024, kontribusi tiga negara utama terhadap total impor Sulawesi Tenggara mencapai 89,47 persen. Singapura menjadi penyumbang terbesar dengan 53,63 persen, diikuti Tiongkok sebesar 26,07 persen, dan Rusia dengan 9,77 persen,” ujar Surianti.

Peningkatan impor bahan bakar mineral, menurut Surianti, sejalan dengan kebutuhan industri di Sulawesi Tenggara yang terus berkembang. 

“Mesin-mesin dan peralatan mekanik juga masih menjadi kebutuhan utama untuk mendukung aktivitas produksi di sektor industri lokal,” tuturnya. (iky)