KENDARINEWS.COM—Guncangan gempa yang terjadi di sejumlah wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra), ternyata memiliki daya rusak. Gempa yg berpusat di Kolaka Timur (Koltim) ini mengakibatkan puluhan bangunan dan rumah warga mengalami kerusakan.

Tingkat kerusakan bangunan bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sultra Muhammad Yusuf mengatakan sebanyak 44 rumah rusak terdampak gempa bumi.
Seluruhnya berada di Koltim yang menjadi titik gempa. Saat ini, pihaknya tengah berupaya menyelesaikan perhitungan untuk menentukan total kerugian
“Insya Allah, hari ini (kemarin red) kita upayakan sudah bisa mengeluarkan kerugian yang dialami oleh masyarakat di sana,” kata Muhammad Yusup kemarin.

Mantan Penjabat (PJ) Wali Kota Kendari ini menyampaikan keprihatinannya atas musibah ini. Untuk itulah, ia berjanji akan memberikan bantuan maksimal kepada warga terdampak.
“Sebagaimana arahan bapak Pj Gubernur, kepentingan masyarakat adalah yang utama. Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk membantu warga yang terkena dampak gempa ini,” jelasnya.
Gempa yang terjadi di Koltim bukanlah kejadian tunggal. Hingga saat ini, wilayah tersebut telah mengalami lebih dari 200 kali gempa, dengan 25 di antaranya dirasakan langsung oleh masyarakat. Kondisi ini membuat pemerintah semakin serius dalam menangani dampak bencana serta merencanakan langkah-langkah mitigasi ke depan.
BPBD Sultra bersama jajaran pemerintah daerah telah melakukan kunjungan langsung ke lokasi terdampak gempa di Koltim untuk menilai kerusakan yang terjadi, baik pada rumah warga maupun fasilitas pemerintah.

“Kami melihat langsung kondisi di sana, dan memang kerusakannya cukup mengkhawatirkan,” kata Yusuf.
Sebagai langkah awal, pemerintah telah menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang terdampak.
“Kemarin kami sudah menyerahkan bantuan kepada warga di sana. Kami berharap bantuan ini bisa sampai kepada yang berhak dan digunakan dengan baik,” harapnya.
Ke depan, pemerintah akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak guna memastikan penanganan bencana berjalan efektif. “Selain itu, upaya mitigasi bencana, baik gempa maupun banjir, akan menjadi fokus utama agar kejadian serupa di masa depan bisa diminimalisir dampaknya,”pungkasnya.
Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara menyebutkan bahwa terdapat sebanyak 61 unit bangunan mengalami kerusakan akibat gempa bumi.
Senentara Kepala BPBD Kabupaten Kolaka Timur Dewa Made Ratmawan mengatakan bahwa bangunan yang rusak akibat gempabumi yang terus-menerus mengguncang wilayah itu terdiri dari rumah warga, masjid, hingga fasilitas umum lainnya yang tersebar di Kecamatan Mowewe dan Lalolae.
“Itu merupakan dampak dari gempa bumi tektonik di wilayah Kabupaten Kolaka Timur,” kata Dewa Made.
Dia mengungkapkan berdasarkan data yang dihimpun hingga kini terdapat sebanyak 51 unit rumah warga yang mengalami kerusakan ringan hingga kerusakan
51 rumah warga, dua unit rusak berat, 49 rusak ringan,” ujarnya.
Dewa Made menyampaikan sedangkan untuk fasilitas umum yang rusak antara lain, tempat ibadah sebanyak dua unit, fasilitas kesehatan dua unit, bangunan gedung negara lima unit, dan bangunan sarana pendidikan satu unit.
Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kendari mencatat sebanyak 178 kali gempa bumi susulan yang terjadi di Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), sejak 24 hingga 29 Januari 2025
Kepala Stasiun Geofisika Kendari Rudin saat dihubungi di Kendari, Rabu, mengatakan peristiwa gempa bumi di wilayah tersebut merupakan rangkaian dari gempa utama yang terjadi pada Jumat (24/1) dengan magnitudo 4,9.
“Setelah itu ada 178 gempa bumi susulan,” kata Rudin.
Dia menyebutkan, pada 24 Januari 2025 terdapat sebanyak tiga kali gempa bumi susulan, kemudian pada 25 Januari terjadi sebanyak 29 kali gempa bumi, setelah itu pada 26 Januari 2025 terdapat 15 kali gempa susulan, dan tanggal 27 terdapat dua kali gempa bumi.
“Selanjutnya pada 28 Januari 2025 terdapat sebanyak 53 kali kali gempa susulan dan hari ini, 29 terdapat sebanyak 76 kali gempa bumi susulan,” ujarnya.
Rudi menjelaskan bahwa dari ratusan gempa bumi yang terjadi, terdapat sebanyak 25 gempa susulan yang terasa hingga di beberapa wilayah lain di sekitar Kabupaten Kolaka Timur. Bahkan, yang terbesar pada hari ini dengan kekuatan magnitudo 5,1.
“Mayoritas gempa akibat aktivitas tektonik pada wilayah dangkal yang berpusat di Kecamatan Lalolae,” ungkapnya.
Rudin juga mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Namun ia tetap meminta masyarakat menghindari bangunan retak akibat gempa.
“Periksa bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa. Pastikan tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,” kata Rudin. (kn)






































