Mendorong Hilirisasi Minerba: Trick or Treat?

Ancaman Apa yang Akan Terjadi dalam Pengembangan Hilirisasi Minerba?

Pengembangan industri nikel di Sultra membawa risiko signifikan, terutama dalam aspek lingkungan dan sosial. Aktivitas pertambangan dan pengolahan nikel dapat menyebabkan kerusakan ekosistem, seperti deforestasi, hilangnya habitat satwa, dan pencemaran air akibat limbah tailing yang tidak dikelola dengan baik. Jika tidak ditangani secara optimal, dampak lingkungan ini dapat memicu konflik dengan masyarakat lokal yang bergantung pada sumber daya alam untuk mata pencaharian mereka. Selain itu, risiko sosial seperti ketimpangan ekonomi dan gesekan antara penduduk lokal dengan tenaga kerja migran juga menjadi tantangan yang harus diantisipasi. Penyusunan dan pelaksanaan AMDAL yang ketat, serta program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), menjadi solusi penting untuk memitigasi risiko ini.

Risiko ekonomi juga menjadi perhatian dalam pengembangan industri nikel, terutama akibat ketergantungan pada pasar global dan fluktuasi harga komoditas. Ketidakpastian pasar internasional dapat memengaruhi keberlanjutan investasi dan pendapatan daerah dari sektor ini. Selain itu, depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpotensi meningkatkan biaya produksi, terutama karena industri ini masih bergantung pada teknologi dan peralatan impor. Ketergantungan yang tinggi pada ekspor juga menjadikan industri nikel rentan terhadap kebijakan perdagangan negara tujuan. Untuk mengurangi risiko ini, diperlukan diversifikasi pasar ekspor, penguatan rantai pasok domestik, dan pengembangan teknologi lokal guna meningkatkan daya saing dan stabilitas industri nikel di Sultra.