KENDARINEWS.COM—Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyelenggarakan Lomba Tari Lulo Kreasi tingkat SMA sederajat se-Sultra, yang digelar di UPTD Museum dan Taman Budaya pada Kamis, 5 September 2024.
Lomba ini bertujuan untuk melestarikan budaya lokal, khususnya Tari Lulo, sekaligus menggali kreativitas siswa dalam menampilkan seni tari tradisional dengan sentuhan kreasi modern.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra, Angreni Balaka, menjelaskan bahwa acara ini tidak hanya sebagai ajang perlombaan, tetapi juga sebagai sarana komunikasi seni dan pengembangan kebudayaan daerah. “Kegiatan ini dilakukan sebagai sarana komunikasi seni sekaligus mengembangkan kebudayaan daerah dan juga menjalin silaturahmi antar SMA se-Sulawesi Tenggara,” ungkapnya.
Angreni juga menambahkan bahwa kegiatan ini bisa menjadi ajang studi banding bagi para siswa untuk mengembangkan seni budaya di tingkat sekolah.
“Selain sebagai ajang kompetisi, kegiatan ini juga bermanfaat bagi civitas pendidikan dan kebudayaan, yang dapat menjadi pemangku kebijakan dan memberi dukungan kepada masyarakat untuk mencerdaskan anak bangsa. Bagi Museum dan Taman Budaya, kegiatan ini menjadi ruang publik bagi masyarakat untuk melestarikan nilai-nilai budaya Sulawesi Tenggara. Sementara itu, bagi peserta sekaligus pelajar, diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan minat, bakat, dan kreativitas mereka dalam mengembangkan seni budaya,” jelasnya.
Peserta dalam lomba ini terdiri dari 26 sekolah yang berasal dari berbagai daerah di Sultra, termasuk Kota Kendari, Kolaka Timur, Muna, Konawe, Konawe Selatan, dan Konawe Utara.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya, Laudin, menjelaskan alasan pemilihan peserta dari tingkat SMA sederajat. “Kami memilih tingkat SMA sederajat karena mereka adalah generasi yang bisa terus mengembangkan budaya kita dan diharapkan mampu meneruskan tradisi sekaligus memberi inovasi baru dalam pelestarian budaya. Mereka adalah agen perubahan yang akan membawa budaya lokal ke masa depan, sehingga penting untuk memberi mereka ruang dan kesempatan untuk berkreasi,” tuturnya.
Lomba ini diharapkan tidak hanya sebagai ajang kompetisi, tetapi juga sebagai upaya berkelanjutan untuk melestarikan budaya lokal dan memperkuat identitas budaya Sulawesi Tenggara di kalangan generasi muda. (M1/KN)