Caleg DPD RI Umar Bonte ‘Melenggang’ Suaranya tak Tertandingi, Ini Kata Pengamat

KENDARINEWS.COM–Eksistensi Umar Bonte di bursa perebutan kursi DPD RI di Pemilu 2024, mengundang perhatian publik. Pasalnya, mantan anggota DPRD Kendari dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu, meraup suara terbanyak sementara dalam real count KPU RI.

Progres data sementara, Umar Bonte meraih 149.634 suara (14.59%) per 25 Februari 2024 pukul 17.01 Wita dengan perkembangan 6554 dari 8154 TPS (80.38%). Disusul posisi kedua Leni Andriani Surunuddin dengan perolehan 101.795 suara (9.92%). Ketiga ditempati Wa Ode Rabia Al Adawia Ridwan dengan perolehan suara 89.994 (8.77%).  Sementara posisi kermpat adalah dr. Dew Putu Ardika Seputra dengan perolehan suara 68.391 (6.67%). 

Disatu sisi Umar Bonte dengan perolehan suara sementara 149.634, mengalahkan jumlah suara parpol DPRD Sulawesi Tenggara. Misalnya, Parpol NasDem yang saat ini berada dipuncak klasemen perolehan akumulasi suara 106.281 (12.11%) per 26 Februari 2024 pukul 17.00 Wita dengan progres 5897 dari 8154 TPS (72.31%). Terbanyak kedua ditempati PDIP dengan perolehan suara 102.062 (11.62%). Peringkat ketiga yakni Gerindra dengan perolehan suara 94.015 (10.71%). Sementara keempat ditempati Golkar dengan raihan 90.423 (10.3%). Dan posisi kelima Partai Bulan Bintang (PBB) dengan perolehan suara 83.923 (9.56%). 

Tak berhenti disitu, Umar Bonte juga berhasil melampaui suara caleg DPR RI. Misalnya Ridwan Bae dari Partai Golkar saat ini meraih 53.598 suara per 26 Februari pukul 17.00 Wita, dengan progress 6.098 dari 8154 TPS. Kemudian Jaelani dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang meraih suara sementara 76.791. Rusda Mahmud dari Partai Demokrat meraih 47.162. Juga ada Ali Mazi dari NasDem meraih 45.122. Ahmad Safei dari PDIP yang berpotensi mengamankan satu kursi DPR RI meraih 37.998 suara. Dan Bahtra dari Partai Gerindra meraup suara 56.214. 

Kendati suara yang masuk masih bisa berubah, namun posisi suara Umar Bonte dibandingkan dengan suara akumulasi caleg para parpoldi Sultra, dan caleg DPR RI terpaut jarak cukup jauh. Menjadikan Umar Bonte diyakini memiliki citra positif atau posisi tersendiri di mata pemilih. Sehingga menjadikan mantan politisi PDIP itu menjadi kontestan pemilu yang berhasil menarik memikat perhatian masyarakat. 

Pengamat politik Sultra, Dr. Najib Husain mengatakan, pendekatan yang dilakukan Umar Bonte untuk memperoleh suara, karena dipengaruhi pergerakannya yang aktif turun di tengah masyarakat. Tak hanya, itu Umar Bonte juga didukung tim yang solid. 

“Tanpa ada dukungan tim yang solid dan upaya Umar Bonte tidak turun ke masyarakat, maka sangat sulit mendapatkan suara tertinggi dan mengalahkan beberapa petahana,” kata Dr. Najib Husain, Senin(26/2).

Beberapa peristiwa politik menjadi momen yang menguntungkan Umar Bonte. Misalnya peristiwa video Umar Bonte yang awal-awal tayang melakukan pencitraan di berbagai platform media sosial sangat viral, sehingga mengundang simpati. Kemudian tiga hari menjelang pencoblosan 14 Februari 2024, Umar Bonte merilis video atau konten perjalanan hidup dengan nuansa semangat serta perjuangan tak kenal lelah dalam berkarir, yang berhasil mendapatkan perhatian masyarakat khususnya pengguna media sosial. 

“Video viral saat mendeklarasikan Ganjar sebagai calon Presiden, juga bagian penting menaikan popularitas Umar Bonte,” bebernya. 

Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Halu Oleo (UHO) itu menjelaskan, kemenangan Umar Bonte yang menempuh memaksimalkan strategi via udara maupun darat, sangat tepat sasaran menggaet simpul-simpul dukungan masyarakat di 17 Kabupaten dan Kota.

Najib Husein mengaku dua bulan sebelum pencoblosan Pemilu 2024, pihaknya melakukan survei. Salah satu temuan di lapangan khususnya bagian Kabupaten Konawe, Umar Bonte meraih suara tertinggi. 

“Sejak awal elektabilitas Umar Bonte sudah terlihat melalui survei internal yang kami gelar dua bulan sebelum pemilihan. Pergerakan Umar Bonte sangat strategis sehingga meraup simpati rakyat secara signifikan,” jelasnya.

Menurutnya, Umar Bonte sangat memahami pemilih 2024 didominasi oleh pemilih milenial, gen z,  dan juga pemilih pemula menjadi sasaran utama melalui berbagai ramuan konten diberbagai platform media sosial yang dimanfaatkan maksimal oleh Umar Bonte. 

“Pemilih dewasa maupun pemilih orang tua bisa jadi lebih cenderung ke calon anggota DPD lain, tetapi untuk pemilih pemula lebih banyak mendukung Umar Bonte,” ujarnya. 

Optimalisasi penggunaan media sosial yang ditempuh Umar Bonte, menjadi pembeda dari calon DPD lain maupun caleg Partai Politik (Parpol). Pendekatan Umar Bonte yang lebih banyak turun ke lapangan jauh hari sebelum pencoblosan dengan desain akulturasi inovasi media sosial, sangat strategis ketimbang cara caleg parpol ataupun DPD yang dominan menggunakan pendekatan konvesional. 

“Maka tidak heran suara Umar Bonte tidak hanya dominan di Kepulauan tetapi juga di kawasan daratan menghimpun suara yang cukup banyak dan merata,” tandasnya. 

Terkait misi Umar Bonte bakal maju di Pemilihan Gubernur 2024, Najib Husein menganggap pernyataan tersebut hal yang wajar. Dengan kondisi kefiguran Umar Bonte yang fenomenal, dan momentum ini mesti ditangkap atau dimanfaatkan Umar Bonte agar dipertimbangkan dengan matang.

“Dalam politik ada namanya monentum atau kondisi yang menguntungkan datang menghampiri. Jadi, tinggal dari Umar Bonte seperti apa dia melihat kondisi politik ini,” beber Najib. 

Umar Bonte punya jejaring di pusat yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Artinya kekuatan Umar Bonte maju di Pilgub Sultra 2024 jika memperoleh dukungan parpol, maka dia bisa menjadi 01. 

“Umar Bonte juga bagian dari keterwakilan kepualuan khususnya Muna Raya yang hari ini belum ada yang muncul selain Ridwan Bae. Jadi ini kesempatan Umar Bonte jika benar-benar tegak lurus berjuang di pilgub,” tandas Najib Husain.

Terpisah, Komisioner KPU Sultra Suprihaty Prawaty Nengtias mengatakan, suara Umar Bonte saat ini belum diketahui pasti karena menunggu rekap dari Kabupaten dan Kota di se Sultra yang sementara berjalan. 

“Kalau merujuk hasil pleno belum bisa dipastikan berapa persen suara Umar Bonte. Karena kami masih menunggu hasil pleno dari KPU di 17 Kabupaten dan Kota se Sultra,” kata Suprihaty Prawaty Nengtias, Senin (26/2).

Kordinator Divisi Hukum KPU Sultra itu menguraikan, merujuk PKPU nomor 5 tahun 2024, pleno rekapitulasi hasil perhitungan suarat suara tingkat kecamatan dimulai 15 Februari-2 Maret. Kemudian pleno di Kabupaten dan Kota dimulai 17 Februari-5 Maret. 

“Informasi yang kami peroleh KPU Muna menggelar pleno 26 Februari, Buton Utara 27-29 Februari, Kolaka Timur 26 Februari, Bombana 28 Februari, Kolaka 25 Feruari, Kolaka Utara 1 Maret, dan Konawe Kepulauan 28 Februari,” ujarnya. 

Nengtias menambahkan, untuk jadwal pleno KPU Kabupaten dan Kota lainnya masih menunggu laporan dari masing-masing KPU. Pihaknya terus berupaya agar proses pleno KPU ditingkat Kabupaten dan Kota berjalan efeketif sesuai dengan jadwal yang tertuang dalam PKPU. 

“Alhamndulillah sejauh berjalan dengan baik dan aman. Tidak ada perbedaan antara data KPU dan Bawaslu maupun dari saksi, jadi aman berjalan lancar,” pungkasnya.

Sementara itu, Caleg DPD RI Umar Bonte mengaku bersyukur atas perolehan suara sementara yang menempatkan dirinya sebagai peraih suara tertinggi. Baginya, capaian tersebut tidak lepas dari doa orang tuanya, maupun dukungan keluarga besar, tim, simpatisan dan masyarakat Sultra pada umumnya. 

“Saya sangat berterima kasih kepada orang tua saya yang telah mendidik dan terus mendoakan saya yang terbaik. Terima kasih pula kepada keluarga besar saya, tim, simpatisan dan masyarakat Sultra yang memilih saya untuk duduk di DPD RI,” kata Umar Bonte, Senin (26/2).

Umar Bonte menjelaskan, selama turun ke masyarakat, banyak menyerap aspirasi. Salah satunya yakni aspriasi seorang Ibu bernama Ani dari Kabupaten Buton Tengah yang mengeluhkan terkait guru honorer yang tak kunjung terangkat jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) mesti telah mengabdi puluhan tahun. Keluhan ibu Ani tersebut sangat banyak ia temukan juga di Kabupaten lainnya di Sultra.

“Komitmen saya ketika duduk di DPD RI, saya akan berjuang agar regulasi terkait pengangkatan PNS mesti dirubah. Spesifiknya bagu guru honorer yang mengabdi minimal 5 tahun, mesti diangkat jadi PNS tanpa harus melalui tes,” ujar Umar Bonte.

Putra Daerah asal Kabupaten Muna itu juga komtimen akan memperjuangkan pemekaran daerah beberapa Kabupaten maupun Provinsi. Diantaranya pemekaran Kabupaten Muna Timur, Konawe Timur, dan Provinsi Kepualuan Buton (Kepton).

“Saya akan maksimal mendorong pemerintah pusat agar segera mungkin dilakukan pemekeran beberapa daerah yang saya sebut tadi. Karena melalui pemekaran akan mempercepat pemerataan pembangunan yang maju,” tandasnya. (ali/kn)

Tinggalkan Balasan