NTP Tumbuh, Daya Beli Petani Meningkat

KENDRINEWS.COM — Berdasarkna data BPS, Nilai tukar petani (NTP) di Sultra tumbuh sebesar 1,28 persen pada januari 2024. Kenaikan ini menandakan daya beli petani mengalami peningkatan.

Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti mengatakan NTP naik dari 106,47 menjadi 107,83 persen. NTP adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar. Yang mana, ini merupakan salah satu indikator penting untuk mengukur daya beli petani di daerah pedesaan.

“Kenaikan ini dipicu oleh pertumbuhan indeks harga yang diterima petani yang meningkat sebesar 1,69 persen. Angka ini melebihi kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang hanya sebesar 0,40 persen,” jelas Agnes, Kamis (15/2).

Dari data lanjutnya, menunjukkan variasi dalam NTP untuk masing-masing subsektor pertanian. Subsektor Hortikultura (NTPH) mencatatkan NTP tertinggi dengan angka 114,16, diikuti oleh Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) dengan 112,21, dan Subsektor Peternakan (NTPT) dengan 106,85. “Sementara itu, Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) dan Subsektor Perikanan (NTNP) masing-masing mencatat angka 103,20 dan 97,92,” rincinya.

Peningkatan NTP sambung Agnes, turut berkontribusi pada kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Sultra pada bulan Januari 2024. Menurut BPS, IKRT mengalami kenaikan sebesar 0,50 persen, dimana salah satu faktor penyumbangnya adalah kenaikan nilai indeks pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau.

“Kenaikan NTP dan IKRT menandakan adanya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Sulawesi Tenggara, khususnya dalam sektor pertanian. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif di daerah pedesaan,”ungkapnya.

Meskipun demikian, ia menyebutkan perubahan kondisi ekonomi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Naik dari segi domestik maupun global. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan yang tepat guna untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif bagi semua pihak, terutama para pelaku usaha di sektor pertanian.

“Kenaikan NTP di Sulawesi Tenggara memberikan indikasi positif tentang perbaikan kondisi ekonomi dan kesejahteraan petani, namun tantangan-tantangan masih harus diatasi untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif,” pungkasnya. (rah/kn)