KENDARINEWS.COM — Setelah sukses digelar Oktober lalu, gerakan pangan murah kembali dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan Kolaka di Halaman Kantor Camat Pomalaa, Kamis (16/11). Kegiatan tersebut dimanfaatkan oleh warga untuk belanja kebutuhan pokok. Ratusan warga terlihat mengantri untuk mendapatkan sembako dengan harga yang lebih murah.
Plt Bupati Kolaka, Muhammad Jayadin yang hadir langsung dan membuka acara tersebut mengungkapkan, gerakan pangan murah yang dilaksanakan kali ini merupakan bentuk perhatian Pemkab Kolaka kepada rakyat Bumi Mekongga. Tujuannya agar kebutuhan pokok warga dapat terpenuhi.

“Pemerintah harus hadir di tengah-tengah masyarakat untuk memberikan pelayanan. Semoga dengan kegiatan ini warga dapat mememuhi kebutuhannya karena harga pangan yang dijual di sini lebih murah daripada umumnya karena telah disubsidi oleh pemerintah,” ungkap Jayadin.
Dalam gerakan pangan murah itu, Dinas Ketahanan Pangan Kolaka menjual lima jenis sembako yaitu beras, gula, minyak goreng, telur, bawang putih, dan bawang merah. Khusus untuk beras 5 kilo gram yang setelah disubsidi pemerintah menjadi Rp 53 ribu per karung, Jayadin dengan menggunakan uang pribadi mensubdi Rp 3 ribu. Sehingga warga hanya membayar Rp 50 ribu untuk mendapatkan beras 5 kilo gram tersebut.
“Untuk Rp 3 ribunya biar saya yang tutupi untuk memudahkan warga supaya tidak repot mencari uang pas Rp 3 ribu. Jadi, cukup bayar Rp 50 ribu saja,” ujar Jayadin.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kolaka, Muhammad Azikin mengatakan, kegiatan kali ini dilaksanakan untuk menekan laju inflasi. Adapun selisih harga pangan yang dijual di gerakan pangan murah dibanding dengan yang di jual di pasar yaitu Rp 5 ribu. Kata dia, untuk di Kecamatan Pomalaa kegiatan tersebut hanya digelar sehari.
“Anggaran yang digunakan untuk kegiatan ini yaitu sisa anggaran yang digunakan pada gerakan pangan murah Oktober lalu. Dari Rp 100 juta yang kami anggarkan saat itu ternyata masih ada sisa sekitar Rp 20 juta. Adapun kami melaksanakan kegiatan gelar pangan murah di Kecamatan Pomalaa ini karena di wilayah ini petaninya sudah lama tidak melakukan panen,” tutur Azikin. (fad)








































